Annyeong Haseyo.....Welcome To My World......

LOVELY....WITH YOUR HEART AND YOUR LOVE....

Kamis, 22 Maret 2012

''Keep your wits open! Observe! Observe! Study! Study! But above all, Think! Think! And when a noble image is indelibly impressed upon the mind - Act!'' (Orison Swett Marden)
'As for courage and will - we cannot measure how much of each lies within us, we can only trust there will be sufficient to carry through trials which may lie ahead.'' (Andre Norton)

 ''The first principle of success is desire-knowing what you want. Desire is the planting of your seed'' (Robert Collier)

''I do the very best I know how, the very best I can... and I mean to keep on doing so until the end'' (Abraham Lincoln)
Very few persons, comparatively, know how to Desire with sufficient intensity. They do not know what it is to feel and manifest that intense, eager, longing, craving, insistent, demanding, ravenous Desire which is akin to the persistent, insistent, ardent, overwhelming desire of the drowning man for a breath of air; of the shipwrecked or desert-lost man for a drink of water; of the famished man for bread and meat'' (Robert Collier)

Minggu, 18 Maret 2012

D.R.E.A.M

D.R.E.A.M

Pagi hari yang sangat cerah…
            “Hey…bangun anak malas…”teriak wanita paruh baya sembari membuka jendela kamar putrinya. Sementara yang tidur malah menarik selimutnya ke atas, menutupi wajahnya yang terkena sinar mentari pagi. “Hey…hey….bangun…”teriak wanita itu lagi sambil menarik selimut putrinya. “Ahhh…Ibu…aku kan masih ngantuk…”rengeknya manja. “Tisha….udah siang….uadah waktunya bangun dari mimpi-mimpi konyolmu itu…”kata Ibu dengan mata melotot kea rah Tisha. Tisha hanya bersungut dan bangun dari tempat tidurnya. “Iya…iya…”gerutunya. Ibu hanya menggeleng melihat tingkah putri tunggalnya itu. “Mimpi kan baik bu…demi masa depan…siapa tahu jadi kenyataan’ celoteh Tisha sambil menggosok gigi di kamar mandi. “Ya..tidak apa-apa…selama mimpi itu bisa kamu raih…agar mimpi itu tidak menjadi angan-angan semu…”jelas Ibu sambil menata tempat tidur putrid kesayangannya. Tisha hanya tersenyum.
            “Wah…hari ini Ibu masak apa??”tanya Tisha seketika sampai di meja makan. “Sudah makan saja…jangan banyak bicara…”omel Aldo, kakak tertua Tisha. Tisha hanya mendengus kesal. “Sudah-sudah…masih pagi jadi jangan bikin rebut..makan saja…”lerai Ibu. “Oh iya bu…hari ini kan ada pendaftaran peserta audisi di agensi ternama…boleh kan Tisha mendaftar…”kata Tisha sambil menyerahkan selembar kertas. “Hahahahaha…”tawa Aldo langsung meledak. “Kamu mau jadi artis???Mana mungkin…wajah pas-pasan, suara kagak ada bagus-bagusnya, acting…gak mungkin bisa…”ejek Aldo sambil terus tertawa. “Gak apa-apa dong…namanya juga usaha untuk menggapai mimpi…”kata Tisha optimis. “Mimpi….jangan ketinggian adik…nanti kalau jatuh terasa sangat sakit lho…”kata Aldo sembari menarik poni Tisha. “Sudah-sudah,,,kalian suka sekali bertengkar..”lerai Ibu. Tisha melotot pada Aldo. “Tisha..ibu sudah menandatangi surat ini…tapi kamu janji untuk melakukan yang terbaik demi mimpimu…dan juga dengan cara yang baik pula…mengerti…”kata Ibu sambil menyerahkan lembaran kertas pada Tisha. “Beres mom…”jawab Tisha keras.
Di sekolah Tisha…
            “Eh..loe ,mau ikut audisi ya…”tanya Rini, teman Tisha. Tisha mengangguk. “Semoga diterima ya…siapa tahu nanti teman kita yang satu ini bisa jadi artis terkenal…”kata Dewi, teman Tisha sambil memeluk Tisha. “Terima kasih kawan…”kata Tisha sambil tersenyum lebar. “Tapi…jika kamu lolos audisi, berarti kamu sudah siap pergi dari rumah dong…”tanya Rini. “Apa maksudmu??”Tisha balik bertanya,bingung. “Eh loe tidak tahu…kalau anak yang lolos audisi harus tinggal di asrama??” tanya Rini cepat. Tisha menggeleng. “Ya ampun…begini lho..anak yang lolos audisi maka diwajibkan untuk menjalani training sampai dia dianggap mampu menjadi seorang artis…dan selama masa training..dia harus tinggal di asrama dan menjalankan semua pelatihan yang diberikan dari pihak agensi…”jelas Rini. Tisha hanya tercengang mendengar penjelasan temannya itu. “Jadi loe tidak punya waktu bebas lagi untuk bermain-main…yang harus dikerjakan hanya latihan..latihan..dan latihan…”tambah Dewi. Tisha hanya bisa diam.

Malam hari…
            Tisha menatap poster artis ternama yang sedang popular di negaranya. “Mimpiku adalah menjadi seperti kamu…kakak…”gumamnya pelan. “Hayo..ada apa ini??”tanya Ibu tiba-tiba. Ibu menatap poster yang berada di balik pintu kamar Tisha. “Bukankah ini artis terkenal itu ya…”tanya Ibu sambil memperhatikan poster artis cantik di kamar putrinya. “Iya Bu…”jawab Tisha. Tisha memandang ibunya yang sedang melihat poster itu. “Ibu…”kata Tisha pelan. “Ada apa sayang…”ttanya Ibu sambil menghampiri putrinya. “Oh iya..bagaimana audisinya??”tanya Ibu sambil membelai rambut pendek Tisha. Tisha mengangguk pelan. “Kamu lolos audisi???”pekik Ibu gembira. “Tapi Tisha gak mau ikut lagi…”rengek Tisha sambil memeluk ibunya. “Lho kenapa???bukankah ini mimpi kamu untuk bisa jadi artis ternama,jalan kamu sudah terbuka sayang…”kata Ibu sambil menenagkan Tisha yang menangis. “Tapi…tapi…Tisha gak bisa lagi bersama Ibu terus…”kata Tisha lirih. “Tisha…orang yang punya mimpi pasti ingin mimpinya dapat tercapai…tapi agar bisa mencapai mimpi itu, harus disertai pengorbanan juga…tidak ada mimpi yang begitu mudah didapatkan…”jelas Ibu. Tisha mendengarkan perkataan ibunya dengan seksama. “Seperti kamu sekarang…dari dulu kamu ingin menjadi artis ternama.. dan sekarang kamu sudash punya tiket masuknya…tapi kamu harus mengorbankan waktumu bersama Ibu dan teman-temanmu….itu yang namanya pengorbanan…”kata Ibu sambil membelai rambut putrinya. Tisha menatap wajah ibunya. “Jadi hapus air matamu…tersenyumlah…sambut mimpimu…karena esok akan menjadi hari indah buat putri Ibu, calon artis ternama….”kata Ibu tersenyum senang. “Terima kasih banyak…Ibu…”kata Tisha. Senyum pun mengambang di bibir Tisha.

5 tahun kemudian…
            Panggung yang super megah, dipandu sorotan lampu yang menyala terang dan diiringi musik yang memeriahkan suasana atas  panggung yang berisi 4 gadis muda dengan merdunya menyanyi dan indahnya menari deselilingi pekikan dan jeritan penonton yang ada di depan panggung. Lagupun selesai dan semua bertepuk tangan dengan meriah. “Terima kasih…”kata 4 gadis itu sambil terus melambaikan tangan dan melemparkan senyum kepada penonton. “Kepada anggota Four Girls, silahkan memberikan sambutannya atas kemenangannya di malam ini..”kata MC di sisi panggung. Seorang gadis manis dengan rambut pendek dan berponi maju ke depan sambil membawa piala penghargaan. “Terima kasih untuk produser,pencipta lagu,koreografer dan asisten kami yang terus ada di samping kami, juga untuk para fans, piala ini untuk kalian semua….dan juga untuk keluarga kami yang sudah lama tidak berjumpa..kami harap kami bisa berjumpa dengan keluarga kami setelah promo album selesai..”kata Tisha sambil tertawa diiringi anggukan teman-temannya. “Dan sepsial untuk ibuku tersayang…benar kata Ibu..mimpi tak akan pernah jadi kenyataan…kalau kita tidak mau melakukan pengorbanan…I miss u Mom…”lanjut Tisha sambil melemparkan senyumnya kearah kamera. Penonton langsung bertepuk tangan sangat ramai.  “Go Four Girls….Go Four Girls…!!!”teriak penonton.

            Di rumah yang nyaman, tampak Ibu sedang menonton putrinya melalui layar televisi. “Tisha…Ibu bangga…”kata Ibu sambil menitikkan air matanya. “Nenek…nenek menangis…”kata anak kecil di samping Ibu. “Tidak sayang…nenek terharu…”kata Ibu sambil mencium kening anak itu. “Bukankah itu bibi Tisha ya??”tanya anak itu sambil menunjuk televise. “Benar sayang…itu adiknya papa…bibi Tisha namanya…”jawab Aldo yang sudah berdiri di pinggir sofa. “Wah…cantik sekali…kalau aku sudah besar…aku ingin jadi sperti bibi saja ya..??”tanya anak itu. Aldo hanya mengangguk. “Mimpilah kamu setinggi-tingginya…dan berusalah untuk bisa mewujudkannya…kelak mimpi itu kan jadi mimpi yang sempurna…”kata Ibu sambil memeluk cucunya. “Hei..tapi jangan terlalu tinggi…nanti kalau jatuh sakit…”protes Aldo pada Ibunya. Ibu hanya melihat Aldo sambil tersenyum. Malam itu, Ibu, Aldo dan putri Aldo menonton acara yang menampilkan grup idol Four Girls bersama, dengan senyuman tersungging di bibir mereka masing-masing. 

Bermimpilah kamu….dan raih mimpimu agar mimpimu bisa menjadi mimpi yang sempurna





 ***SELESAI***



Secret of Me and My Sister Part 11



Setahun kemudian….
Di pemakaman umum…
            Seorang berdiri di depan makam yang bertuliskan nama Katrin Larazza Nawaz dengan membawa seikat bungan mawar putih. “Kakak…ternyata kakak benar…keadilan memang tidak bisa diandalkan…hanya kita yang bisa melakukan keadilan itu…”nafas berat terdengar di mulut Karen. “Kakak..aku akan pergi ke luar negeri…tapi kakak tenang saja…akau pasti akan kembali untuk menegakkan keadilan itu lagi dan menemukan orang yang bertanggungjawab atas kematian kakak…”kata Karen sambil mengusap makam Katrin. Karen berdiri, bersiap untuk pergi. “Titip salam buat papa dan mama ya…”kata Karen sambil tersenyum tipis. Kemudian Karen pergi meniggalkan makam kakaknya, Katrin. Angin berhembus kencang di sekitar makam, menerbangkan kertas-kertas bekas yang berserakan. Tampak selembar Koran yang menempel di nisan makam Katrin. ‘Wakil Kepala Kepolisian Pusat akhirnya dibebaskan karena terbukti tidak bersalah…’. Angin kencang pun menerbangkan lembaran koran itu sangat tinggi dan tinggi, mungkin tak sampai jatuh ke tanah lagi.

#### T A M A T ####



Catatan Penulis....
Akhirnya tamat juga..hahahaha...tapi apakah ada kelanjutannya...kita tunggu saja...tapi semua tergantung dari mood penulis...
HAPPY READING GUYS!!!!

Secret of Me and My Sister Part 10


Hujan turun dengan derasnya...
Di gudang kosong…
            Wakil kepala kepolisian pusat berdiri berhadapan dengan Katrin di tengah gudang  yang hanya diterangi cahaya lampu yang remang-remang. Di sisi lain, Karen yang mulutnya ditutup kain hanya bisa melihat kakaknya berhadapan dengan wakil kepala kepolisian pusat dan tidak bisa melakukan apa-apa. “Lihat…dan dengarkan…siapa kakak loe itu sebenarnya…”kata Tom sambil mengacak-acak rambut Karen. “Tak pernak disangka…gadis manis secantik dirimu bisa melakukan perbuatan kejam seperti itu…”kata wakil kepala sambil bertepuk tangan. “Iya…dan yang terakhir akan mati adalah….anda… tuan wakil kepala kepolisian pusat…”kata Katrin sambil menodongkan pistolnya ke dahi wakil kepala pusat. “Kakak!!!Jangan lakukan itu…”teriak Karen yang tiba=tiba muncul di belakang Katrin. “Karen…”kaget Katrin mengetahui adiknya ada di sini. “Meskipun kakak menjadi seorang gangster seperti papa…tapi jangan sampai melukai orang lain…”kata Karen. “O..o…o….kejadian ini mirip dengan kejadian 10 tahun yang lalu…sangat mirip…”kata wakil kepala pusat dengan keras. “Apa…”teriak Katrin dan Karen bersamaan. “Dulu yang ada dihadapanku adalah sepasang suami istri yang saling mencintai….sekarang kakak adik yang saling menyayangi…berusaha saling melindungi…begitu mengharukan…”kata wakil kepala pusat seolah mengejek. “Kurang ajar…matilah kau…”teriak Katrin sambil menembakkan pistolnya ke wakil kepala pusat tapi di tangkisnya pistol oleh Karen hingga terjatuh di lantai.
            Hening seketika di dalam gudang. Wakil kepala masih tampak shock atas kejadian yang baru saja dialami yang jika peluru tidak meleset maka dia akan mati. “Kenapa kau melakukan itu pada orang tuaku!!!”teriak Katrin keras. “Hahahaha…karena orang tuamu adalah tipe orang yang mudah dibodohi…dan mudah dimanfaatkan…”kata wakil kepala pusat sambil tertawa lebar. “Kurang ajar!!!”rasa benci semakin memenuhi hati Katrin. “Kakak…biarkanlah keadilan yang akan menghukumnya…”kata Karen cepat. “Kau benar…detektif cilik…sekarang tangkap 2 gadis ini dengan tuduhan pembunuhan berantai…”teriak wakil kepala pusat kepada bawahannya yang bersembunyi di bagian-bagian dalam gudang. Tidak ada satupun bawahan wakil kepala pusat yang keluar. “Ada apa ini??”teriaknya. “Maaf pak…tapi kami mendapat perintah langsung dari kepala kepolisian pusat untuk segera menangkap anda…”kata kepala polisi diikuti dengan banyaknya bawahan yang segera menangkap wakil kepala pusat. Katrin dan Karen tercengang dengan yang mereka lihat. “Terima kasih Karen..karena kamu telah berhasil memcahkan kasus orang tuamu…tapi maaf..kakak kamu harus ikut kami juga,,,”kata kepala polisi. Karen memeluk Katrin dengan erat. “Karen jangan nakal…harus bisa masak sendiri…merapikan kamar sendiri…jangan sampai membakar rumah ya…”kata Katrin memeluk adiknya erat. “Kakak…”kata Karen melihat Katrin dibawa 2 anggota polisi. Kepala polisi menenagkan Karen. “Kau harus masuk program perlindungan saksi…”katanya. Karen mengangguk. ‘Doorrr!!!!’suara tembakan mengagetkan Karen dan seluruh polisi yang ada di gedung itu. Karen melihat kakaknya jatuh terkulai di tanah. “Ka..kakkk!!!”teriak Karen menghampiri kakaknya. “Cepat temukan penembak itu!!!”teriak kepala polisi kepada seluruh anak buahnya. Karen menatap kakaknya yang telah bersimbah darah. “Jangan menangis…Karen jangan menangis…”pinta Katrin. “Ka..kakkk..”kata Karen di sela-sela tangisnya. “Karen menangis karena iri kan..kakak akan segera bertemu papa dan mama..iya kan…”canda Katrin. Karen menggeleng. “Kakak..tidak akan pernah bertemu mereka…karena kakak akan selalu berada di samping Karen…”kata Karen sedih. Katrin tersenyum. “Dengarlah Karen…”bisik Katrin pada Karen dan sedetik kemudian Katrinpun menghembuskan nafas terakhir di pangkuan Karen. “Kaaaa…kkkaaaakkkkk!!!”teriak Karen keras, sangat keras. 


To Be Continued...

Secret of Me and My Sister Part 9


 
Di Kepolisian pusat..
            Kepala polisi sedang mencerna kata-kata yang diucapkan Karen di sekolah siang tadi. “Aku sudah membaca berkas-berkas tentang kematian orang tuaku dari catatan kepolisian…dan aku mendapatkan fakta yang bisa mengembalikan dama baik orang tuaku…meski papa adalah ketua gangster…tapi papa adalah orang yang baik…yang tidak akan melakukan serangkaian pembunuhan berantai yang dikasuskan oleh kalian…para polisi…anda pasti sudah membaca kesimpulanku bukan??”….
“Maaf pak…anda disuruh wakil kepala pusat untuk menghadap beliau…”kata polisi bawahannya. “Baik…”kata kepala polisi.
            Ruang yang sangat luas itu tampak sunyi di malam hari, hanya terlihat percakapan wakil kepala kepolisian pusat dengan kepala polisi. “Kita akan melakukan penangkapan terhadap ketua gangster yang telah melakukan pembunuhan beberapa bulan terakhir…”kata wakil kepala pusat. “Apakah yang anda maksud adalah serangkaian pembunuhan yang melibatkan mantan ketua gangster dahulu yang berhubungan dengan kejadian tragis di kepolisian pusat 10 tahun yang lalu…”tanya kepala polisi. “Iya…kau benar…”kata wakil kepala. Wajah kepala polisi langsung cemas seketika.
            Elia menunggu di halte bis dengan rasa panic. “Kenapa Karen belum dating juga ya…”tanyanya dalam hati. Tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depannya. “Anda kan kepala polisi itu…”sapa Elia. “Dimana Karen???”tanya kepala polisi dengan cemas. “Saya juga tidak tahu pak…dari jam 6 saya sudah menunggunya di sini tapi dia tidak muncul juga…”kata Elia ikut cemas. “Okey..baiklah…lebih baik kamu pulang saja...kucarikan Karen…”kata kepala polisi lalu meninggalkan Elia di halte bis. “Dia akan melakukan rencana busuknya lagi untuk menyelahkan orang lain…kali ini tidak bisa kubiarkan…”kata kepala polisi sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. 


To Be ContinueDD...

Secret of Me and My Sister Part 8


 Sesaat kemudian....

             “Aku pulang!!!!”teriak Karen memasuki apartment. “Kakak…”kata Karen mendekati kakaknya yang sedang duduk di meja makan. Katrin menatap Karen tajam lalu ditamparnya adik yang paling disayanginya itu. Karen kaget menerima tamparan dari kakak yang dikenalnya sebagai kakak yang baik dan selalu tersenyum. “Kenapa???”teriak Karen. Katrin menangis keras. “Kenapa jadi detektif…kenapa??”tanya Katrin di sela tangisnya. Karen menangis sambil memeluk kakaknya. “Sudahlah….gue sudah muak dengan semua ini…”kata Katrin sambil melepaskan pelukan Karen dan mendorong Karen hingga terjatuh. Katrin menghubungi seseorang lewat hapenya. “Kita lakukan malam ini…”kata Katrin lalu pergi meninggalkan apartment. Karen berlari mengejar kakaknya tapi terlambat kakaknya sudah terlanjur masuk ke dalam lift. “Kakak!!!!Kakak!!!”teriak Karen di depan pintu lift. “Karen hanya ingin mengembalikan nama baik mama kak….hanya itu alasannya…”kata Karen di sela-sela tangisnya. Tom menyaksikan kejadian itu dari kejauhan, dan dia sedang menghubungi seseorang dengan hapenya.

Malam hari yang dingin..
            Karen menuju halte bis untuk bertemu dengan Elia. “Kakak ada dimana???Apakah kakak baik-baik saja??”bisik Karen sambil menatap foto dirinya dan Katrin di layer hape. “Hei…mau kemana manis…”kata Tom dari belakang Karen. “Eh loe…ada apa??”tanya Karen curiga. “Kenapa loe menjauh gue??ayo kita jalan bersama…”ajak Tom sambil berusaha meraih tangan Karen. “Tidak…terima kasih…”tolak Karen lalu berlari menjauhi Tom. “Cepat!!!Tangkap dia!!!”teriak Tom keras. Karen kaget seketika banyak orang yang mengelilinginya. Diseretnya Karen ke hadapan Tom. “Kenapa loe menghindar sayang…kan gue calon kakak ipar loe…”kata Tom sambil tersenyum. “Sudah kuduga..loe orang jahat…”teriak Karen. “hahahahah…asal loe tahu ya…kakak loe itu lebih jahat dan kejam…”kata Tom sambil mengacak-acak rambut Karen. “Apa!!!”tanya Karen penasaran. Tom memasuki mobilnya sambil tertawa lepas. Karen juga dimasukkan ke dalam mobil yang berbeda dengan Tom. Tapi kedua mobil itu melaju kea rah yang sama. 


To Be ContinueDD...

Secret of Me and My Sister Part 7


Pada waktu yang sama di tempat yang berbeda.
            “Jadi orang ini yang telah menyebabkan itu semua??”tanya Katrin pada anak buahnya. “Iya bos!!”jawab anak buahnya lantang. Dibukanya foto itu dan tampaklah foto seorang pria tua dengan seragam polisi melekat pada badannya. “Bukankah dia…wakil kepolisian pusat…”kata Katrin tercengang. “Iya benar bos…setelah kami telusuri jejak yang bos berikan…kami mendapatkan informasi tentang orang inilah yang menyebablkan terjadinya kejadian itu…”kata anak buah Katrin. Katrin meremas foto itu. “Kamu akan merasakan akibatnya…”marah Katrin.  

Pagi hari yang sangat cerah..
Di SMU..
            “Karen…ntar malam jadi kan???”tanya Elia. Karen mengangguk sambil terus mencatat pelajaran yang diajarkan gurunya. “Nanti malam kita bertemu di halte bis biasa ya…”lanjut Elia yang tampak sangat senang. “Oke!!!”jawab Karen sambil menunjukkan jempolnya pada Elia. “Elia!!!!Kenapa kamu senyum-senyum sendiri!!!”bentak guru yang sedang mengajar. “Eh…enggak apa-apa bu…”panik Elia. “Kalau begitu, kamu maju dan kerjakan soal yang ada di halaman 47…sekarang!!!”perintah guru yang tampak marah. Elia yang ketakutan pun langsung maju. Sementara Karen hanya bisa tertaw dalam hati, takut kena marah juga. Kepala polisi tampak sedang mengamati keadaan kelas Karen dari luar. “Anda mau bertemu dengan Karen??”tanya kepala sekolah yang mengagetkan kepala polisi itu. “Eh..iya pak..kalau diperbolehkan…”jawabnya sambil terus mengamati Karen. “Baiklah..ikuti saya…”kata kepala sekolah sambil berjalan meninggalkan tempat itu. Kepala polisi mengikuti perginya kepala sekolah. “Silahkan menunggu di sini, saya akan panggilkan Karen..”kata kepala sekolah lalu pergi. Kepala polisi duduk di dalam ruang tamu kepala sekolah.
Sementara di apartment…
            Katrin tampak sibuk membereskan kamar adiknya. “Anak itu…sampai kapan dia bisa tidur di kamar yang berantakan seperti ini…”omel Katrin melihat kamar Karen yang seperti kapal pecah. Katrin mengambil kertas-kertas yang berserakan di lantai kamar. “Apa ini??Bukankah ini lambang kepolisian??”tanya Katrin sambil membaca kertas-kertas yang berasal dari catatan kepolisian. Katrin terlihat sangat marah, lalu dirobek-robeknya kertas itu dan di buang sembarang. 


Toi Be Continued...

Secret of Me and My Sister Part 6


Sementara.....
Di kepolisian pusat..
            “Ternyata anak itu bisa diandalkan juga ya…”kata seorang polisi sambil meminum kopinya. “Iya…bayangkan saja baru satu bulan dia dilantik jadi detektif SMU, sudah 20 kasus yang dia pecahkan dengan mudah…jadi meringankan pekerjaan kita saja…”lanjut polisi yang lain. “Orang tuanya pasti bangga, memiliki anak dengan kemampuan yang dimilikinya…ckckckckck..mudah-mudahan putraku menjadi seperti dia…”kata polisi yang paling gemuk. “Tidak mungkin…putramu kan sudah 2 yahun tapi belum pandai bicara…”ejek polisi yang lain dan diiringi tawa polisi lainnya. “Bukankah orang tua anak itu sudah meninggal…”kata polisi yang lain. “Apa itu benar???”tanya yang lainnya penasaran. “Hei!!!Bukannya bekerja..malah sibuk membicarakan orang lain…!!!”bentak kepala polisi yang sudah berada di belakang para polisi tersebut. “Maafkan kami..pak…”kata para polisi itu sambil menunduk. Kepala polisi berlalu dan menuju kantornya. “Huh…untung tidak dihukum…”kata para polisi sambil bernafas lega.
            Kepala polisi itu duduk di dalam ruangan yang sejuk. Ditatapnya sebuah kertas dan terus dibacanya berulang-ulang. Pikiranya kembali mengingat obrolannya dengan kepala polisi divisi III semalam.
*flashback*
“Kamu tahu, rahasia si detektif SMU itu??”tanya kepala polisi divisi III. “Apa??”tanya kepala polisi. “Orangtuanya meninggal karena kesalahan pihak kita..polisi…”kata kepala polisi divisi III sambil mabuk. “Sudahlah..jangan bicara asal…kamu sudah mabuk…”kata kepala polisi tertawa. “Tidak!!!Ini kenyataan..aku mengetahuinya setelah membaca arsip di sekolahnya…nama ibunya adalah Anna Maureen Larazza…ayahnya Theoda Nawaz…pasangan unik di dunia kepolisian”kata kepala divisi III. “Kamu tahu..kalau sampai anak itu tahu tentang kematian orangtuanya…apa yang akan terjadi…”lanjutnya. Kepala polisi tercengang mendengar ocehan temannya itu.
*present*
            Kepala polisi terus memegang biodata dan foto Karen ditangannya. “Dia anak yang pandai…persis seperti ibunya…taktik yang dia miliki…persis seperti ayahnya…”kata kepala polisi pada foto Karen. “Apa yang harus kami lakukan???”tanyanya pelan. Kemudian dia membuka arsip kejadian tragis yang menimpa orang tua Karen di file yang disimpan rapat-rapat. “Aku harus menemukan siapa dalang dari semua kejadian itu…”ucapnya sambil terus membaca arsip lamanya. “Apa!!!”pekiknya ketika melihat hasil penyelidikan yang tertulis dalam arsipnya. 



To Be ContinueD...

Senin, 12 Maret 2012

Secret of Me and My Sister Part 5


Siang hari…
Di SMU
            “Hei Karen…ada kasus lagi ya??”tanya Elia pada sahabatnya yang tengah asik membolak balikkan catatan dari kepolisian. “Iya nih…”jawab Karen singkat. “Kasus sulit ya??”tanya Elia penasaran. “Enggak kok…masih kasus mudah..”jawab Karen sambil sibuk membaca catatan dari kepolisian. “Eh Karen…hari minggu kita shopping yuk??”ajak Elia. “Sori…gue gak bisa…gue harus mecahin kasus ini sebelum masa kadaluarsa…”sesal Karen,menatap Elia. Elia cemberut. “Semenjak loe jadi detektif  SMU, kita jarang pergi bareng kan…loe malah sering pergi dengan para polisi…sementara gue…gue sering manyun di kamar aja…”curhat Elia dengan nada sedih. Karen menatap wajah sahabatnya dengan rasa bersalah. “Baiklah…tapi kita keluar malam minggu ya…soalnya…”jawab Karen tapi terpotong karena Elia langsung memeluknya. “Yaaaiiiii….asyyiiiiikkkk…akhirnya loe mau juga…”senang Elia. Karen tersenyum melihat Elia.
Di apartment…
            Katrin sedang memasak di dapur sambil mendengarkan musik klasik kesukaannya. Dipandanginya foto keluarganya yang diambil 10 tahun yang lalu sebelum orang tuanya meninggal. Wajah Katrin berubah menjadi sangat sedih, memendam kerinduan yang teramat sangat. Pikirannya kembali mengenang masa-masa orang tuanya masih hidup. Tak terasa air matanya mulai jatuh. Bunyi air yang mendidih, membuyarkan lamunannya. “Eh…”kaget Katrin sambil menghapus air matanya. “Ma…Pa…hari ini Katrin akan memasak semur telur kesukaan Karen. Semoga kelak dia menjadi anak yang baik. Tidak seperti Katrin”kata Katrin pada foto orangtuanya dan kemudian kembali memasak.
            ‘Tong Tong…Tong Tong…’suara bel menggema di seluruh ruangan apartment. “Iya…sebentar…”teriak Katrin lalu membuka pintu. “Hai…”sapa Tom ramah. “Tom…ada apa??”sambut Katrin senang. “Hhmmm…baunya enak…loe masak apa??”tanya Tom langsung menuju ke dapur. “Semur telur untuk Karen…kalau kamu mau coba aja…”kata Katrin. “MMmnnnn…nyammyyy..enak banget…”kata Tom sambil tersenyum. Katrin ikut bahagia. Dering hape Katrin membuyarkan suasana yang ada. “Sebentar..gue harus terima ini dulu..”pinta Katrin. “Silahkan…”jawab Tom sambil terus makan. “Iya…apa!!!!Baiklah aku akan segera ke sana…”kata Katrin sambil bersiap untuk pergi. “Loe mau kemana??”tanya Tom,bingung. “Ada urusan mendadak di tempat kerja…gue harus pergi…loe disini sampai Karen pulang ya…”kata Katrin. “Tapi…”jawab Tom. “Sebentar lagi dia pulang…katakana padanya gue ada kerjaan..”kata Katrin sambil keluar apartment. Tom menatap kepergian Katrin. Lalu dia menghubungi seseorang dengan hapenya. 


To Be Continued....

Secret of Me and My Sister Part 4


“Aku pulang!!!!!”teriak Karen memasuki apartment. Apartment sangat sunyi, hanya terdengar suara langkah Karen. “Kakak….Kakak…”panggil Karen sambil mengelilingi seluruh ruangan apartment. “Kakak kemana…”bingung Karen. “Eh…Karen sudah pulang…selamat datang!!!”sambut Tom dari dapur. “Elo..ngapain loe ada disini??”tanya Karen sambil menatap Tom. “Kan nungguin adik tersayang pulang sekolah…”jawab Tom sambil tersenyum lebar. Karen mencibir Tom. “Tidak usah sok baik deh loe…”kata Karen. “Kan gue emang baik dari dulu…hahahahahaha…”kata Tom sambil tertawa. Karen hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan calon kakak iparnya. “Di mana kak Katrin???Loe pasti tahu dong..”tanya Karen. “Kakak loe pergi kerja…ini makan malam buat loe..”jawab Tom sambil menyerahkan sepiring nasi goreng pada Karen. Karen langsung memakan nasi goreng buatan Tom tersebut. “Memangnya kakak kerja dimana??”tanya Karen. “Kalau jawaban dari Katrin apa??”tanya Tom balik. “Katanya sih, kerja di club…”kata Karen sambil menunggu jawaban Tom. “Tuh, loe sudah tahu…”kata Tom. “Jadi kakak beneran kerja di club???”tanya Karen belum paham pertanyaan dari Tom. Tom hanya mengangguk. “Mudah-mudahan aja itu benar…”bisik Karen. “Apa…loe bilang apa??”tanya Tom cepat. “Hah…tidak…tidak kok…”jawab Karen langsung melahap nasi gorengnya. Tom menatap Karen sambil tersenyum tipis.

Malam hari….
Di sebuah club malam
            Kerasnya musik di dalam club menandai malam semakain larut. Tampak Katrin sedang duduk di meja bar dengan segelas minuman dingin. Matanya menatap ke segala penjuru club seperti sedang mengamati orang-orang disekitarnya. “Maaf bos…ada berita dari informan kita…”kata pria berbadan besar sambil menyerahkan sepucuk surat kepada Katrin. Katrin membuka surat itu dan membacanya. “Okey…sekarang ikut aku…”kata Katrin sambil berlalu meninggalkan club. Pria besar itu memanggil teman-temannya yang berada di dalam club untuk mengikuti atasannya. “Tetap awasi orang itu…jangan sampai dia kabur lagi…”kata Katrin pada salah satu anak buahnya. Pria yang ditunjuk Katrin langsung masuk ke dalam club lagi.
            Katrin berhenti di depan sebuah mobil mewah yang akan meninggalkan tempat parkir club. “Hey…minggir…”teriak sopir sambil terus membunyikan klakson. Katrin hanya tersenyum mengejek. Pak tua yang duduk di belakang sopir terus menatap Katrin tajam. “Anak itu…sangat mirip…”kata pak tua dengan suara gemetar. “Anda kenal dengan dia??”tanya sopir. Pak tua mulai ketakutan ketika melihat Katrin mendekati mobilnya dengan dikawal 5 anak buah Katrin. “Mana anak-anak bodoh itu???”teriak pak tua sambil berusaha mengambil pistol yang ada di bawah jok mobil. “Maksud anda anak buah anda tuan…???”tanya sopir mulai panik melihat ketakutan di wajah majikannya. “Iya!!!!”teriak pak Tua sambil menodongkan pistol ke arah Katrin. “mereka semua mabuk di dalam club..Tuan..”kata sopir sambil menunduk. Katrin sudah berada di depan pintu mobil pak Tua. “Dasar bodoh!!!!”kesal pak Tua sambil mengarahkan mulut pistol ke Katrin. “Hallooo…om…masih ingat saya???”sapa Katrin sambil melihat ke dalam mobil. Pak Tua mulai menggeser posisi duduknya menjauhi kaca mobil. Katrin memberikan kode pada anak buahnya dan dengan cepat anak buahnya menyeret pak Tua keluar dari mobil. Pak Tua melawan dengan menembakkan pistolnya berulang kali, namun nihil karena tidak ada peluru di dalamnya. Pak Tua berdiri di depan Katrin, ketakutan. “Mencari ini???”tanya Katrin sambil memperlihatkan 6 butir peluru. Pak Tua itu lalu terduduk dan  menangis, menyadari nyawanya dalam bahaya. “Tolong…tolong maafkan aku…maafkan …”kata pak Tua dalam isak tangisnya. Katrin tertawa keras. “Apa!!!!maafkan…tidak akan pernah bisa….sampai kapanpun..saya tidak pernah bisa maafkan om….jadi…selamat jalan…om….”kata Katrin sambil tersenyum pahit dan menembakkan peluru ke tubuh pak Tua. “Kenapa…???’teriak pak Tua dengan tubuh lunglai lalu jatuh ke tanah. Katrin menunduk. “Karena anda…orang tua saya pergi untuk selama-lamanya…”kata Katrin lirih bersamaan dengan hembusan nafas terakhir pak Tua. Katrin meninggalkan tempat kejadian dengan linangan air mata di kelopak matanya. “Bos…bagaimana dengan dia??”tanya salah satu anak buah Katrin sambil menunjuk sopir pak Tua. “Bereskan semua..jangan sampai ada jejak…”kata Katrin cepat lalu pergi. Beres bos…”teriak anak buah Katrin. 

To bE Continued.....

penulis

penulis

Halloooo.....

Foto saya
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
You can add me on fb ; Sung Anggie Hyolic or send to my email : My_stories54@yahoo.co.id Selamat menikmati blog pribadiku.... Gamsahamnida...