Di sebuah SMU favorit di kota tersebut.
Seorang gadis berusia 17 tahun sedang duduk dengan membaca bukunya. “Hai Karen, ngapain di sini??” tanya Elia, sahabat Karen. Karen hanya menatap wajah sahabatnya itu sekilas lalu melanjutkan membaca lagi. “serial detektif…”ucap Elia sambil membaca judul buku yang dibaca Karen. Karen menutup bukunya dan menghela nafas. “Loe mau jadi detektif…??”tanya Elia. “Memang kenapa??”tanya Karen. “Emang loe gak takut ya, kalo jadi detektif kan selalu berurusan dengan penjahat..loe gak takut??”tanya Elia. Karen hanya menggeleng pasti. “Lagipula, loe kan cewek…”kata Elia cepat. “Emang kalo gue cewek, gue gak bisa jadi detektif??”tanya Karen. Elia tertawa. “Ya bukannya gitu, detektif kan pantesnya yang jadi cowok…”kata Elia sambil mengambil buku Karen. “Kata siapa…?”tanya Karen sambil meminum jus apelnya. “Gue..”jawab Elia singkat. Karen hanya tertawa lalu bersiap pergi dari tempat itu. “Karen tungguin gue dong..”kata Elia sambil berlari menyusul Karen.
Di sebuah apartment di tengah kota
“Aku pulang…”teriak Karen memasuki apartment. Karen tampak mencari-cari sesuatu. “Kakak….kakak di mana??”tanya Karen keras. “Ada apa??”jawab Katrin sambil menemui adiknya. Karen tersenyum lebar melihat kakaknya ada di rumah. “Kakak…Karen kira kakak pergi lagi..”kata Karen sambil makan malam dengan Katrin. Katrin tersenyum melihat adiknya yang sangat manja dengannya. Dibelainya rambut adiknya dengan lembut. “Kakak tidak akan pernah meninggalkanmu…”kata Katrin sambil tersenyum. “Kakak janji..??”kata Karen sambil menyodorkan kelingkingnya. Katrin memandang geli pada kelingking Karen. “Ayo..”desak Karen. “Okey..kakak janji…”kata Katrin sambil mengaitkan kelingkingnya di kelingking Karen. Keduanya tersenyum bahagia.
Katrin dan Karen sedang menonton televisi di ruang keluarga. Karen menyandarkan kepalanya di pundak Katrin. “Kak…”kata Karen memecah kesunyian. “Ya…”jawab Katrin singkat sambil terus membelai rambut adiknya. “Apakah papa dan mama bahagia di sana ??”tanya Karen sambil terus memandang televise. “Pasti…karena mereka ada di dekat Tuhan…”kata Katrin pelan. “Apakah orang yang berada di dekat Tuhan pasti bahagia?”tanya Karen lagi. “Tentu saja…”jawab Katrin singkat. “Kenapa???”tanya Karen sambil menatap kakaknya. Katrin tersenyum dan memandang Karen. “Karena mereka tidak perlu menjawab pertanyaan dari kamu…hahahahah”jawab Katrin sambil tertawa lebar. Karen cemberut lalu memukuli kakaknya. “Huuuuu….”teriak Karen sambil menjulurkan lidahnya. Katrin tertawa melihat ulah adiknya, lalu menarik Karen ke dalam pelukannya. “Tapi kakak adalah orang yang paling bahagia meski tidak berada di dekat Tuhan…”kata Katrin. “Kenapa??”tanya Karen cepat. “Karena kakak sudah di dekat Karen..”kata Katrin sambil mencium kening Karen. Karen sangat bahagia dan memeluk Katrin lebih erat lagi. “Aku sayang kakak…sampai kapanpun…’kata Karen. Katrin hanya bias mengangguk dan tersenyum lebar.
tO bE Continued......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar