Annyeong Haseyo.....Welcome To My World......

LOVELY....WITH YOUR HEART AND YOUR LOVE....

Minggu, 27 November 2011

akhirnya.....dcerita tentang Lala selesai sudah...huft...
ada beberapa judul cerpen lagi yang pgn gw buat secepatnya...tapi skrg gw hanya bisa buat di sela kesibukan kerja gw...jadi mudah-mudahan saja cepat selesai...aminn...ntar secepatnya gw post ke blog ini...agar kalian bisa membacanya...hehehehe...

Finally....Good Bye....(LONG LOVE STORY Part 16)

Sabtu sore yang dingin..
            Lala masih duduk di dalam kamar Evan. Sudah 3 bulan, Evan masih tertidur lelap. Lala merapatkan jaketnya, bersiap untuk pergi. ”Evan...gue pergi dulu...gue pengin loe bisa sembuh dan hidup bahagia....selamat tinggal...”bisik Lala sambil meletakkan sepucuk surat di bawah buku catatan Evan. Lala meninggalkan kamar Evan tanpa melihat Evan lagi. Tanpa diketahui Lala, Evan pun menangis dalam tidurnya. Air mata meleleh di pipi Evan.
Dear Evan....
Jika loe baca surat ini, mungkin gue udah berada jauh dari loe...(itu harapan loe bukan???)hehehehe...
Maafkan gue..gara-gara gue loe jadi seperti ini...jika seandainya gue dapat memutar waktu, mngkin alangkah baiknya gue tidak terlalu dekat dengan loe..mending kita jadi kucing ma anjing selamanya bukan...
Gue tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa loe lagi...gue juga tidak ingin merasa kesedihan lagi seperti rasa sedih kehilangan kak Irwan dan Key...gue takut dengan rasa itu..rasa kepedihan yang teramat sangat...ternyata loe benar..gue emang penakut..
Jadi gue pilih, lebih baik gue pergi dari kehidupan loe selamanya..karena gue takut kehilangan loe...gue takut merasakan kesedihan itu lagi...gue takut loe menjadi terluka..gue takut cinta gue bisa menjadi senjata pembunuh loe....
Evan...gue tahu apa yang ada dalam hati loe...gue juga sama...tapi mungkin kita tidak ditakdirkan bersama di kehidupan ini...gue hanya bisa berharap, di kehidupan mendatang kita bisa bertemu lagi dengan takdir yang lebih baik...
With love...
Lala...
Mama Evan membacakan surat dari Lala dengan air mata mengalir deras. Evan hanya bisa diam mencerna semua kata-kata dalam surat Lala. ”Evan...ayo kita pullang ya nak...”kata mama Evan sambil mendorong kursi roda yang diduduki Evan. Evan mengangguk pelan. ”Bye...Lala...”kata Evan terbata sambil menangis meninggalkan sebuah makam yang masih terlihat cukup baru. Di batu nisan tertulis nama Karen Avriela, lahir 14 September 1986, meninggal 27 Mei 2010. Dan sebuah foto wanita yang tersenyum riang di bawah tulisan itu. Foto Lala.


*****TAMAT*****

Ketakutan yang Menjadi Nyata (LONG LOVE STORY Part 15)

 Minggu pagi di alun-alun..     
            Lala dan Evan tampak sedang lari pagi dengan penuh tawa. Ada wajah yang sangat bahagia di keduanya. ”Udah ah...capek..”kata Evan sambil berhenti lari. Lala menatap Evan. ”Hah..baru segini doang udah capek..ckckckck..”kata Lala sambil memukul pundak Evan. ”Gue jarang lari-lari kayak gini tau...gue seringnya di gym..ya..yang selevel ma gue lah..”kata Evan sambil menyobongkan diri. ”Huuuu...gak usah banyak alasan deh...loe emang payah...”kata Lala sambil memukul kepala Evan. ”Hey...jangan rusak gaya rambut gue...”teriak Evan sambil tersenyum. Lala mencibir dan terus berlari dari kejaran Evan. Lala berlari tanpa melihat arah. Tiba-tiba ada sebuah mobil dengan kecepatan sedang, menuju ke arah Lala. Lala tidak menyadari adanya bahaya yang mengintai dirinya. Evan yang melihat bahaya yang mengancam Lala, langsung berlari ke arah Lala dan mendorong Lala kuat. Lala terjatuh di pinggir jalan, sementara Evan yang berhasil mendorong Lala malah tertabrak oleh mobil tersebut. Evan terpental ke depan Lala yang sedang berusaha bangkit. Semua orang di sekitar kejadian menjerit histeris. Lala yang belum sepenuhnya sadar dengan kejadian yang dialaminya, memandang Evan yang tergeletak di depannya. Evan tak sadarkan diri di aspal jalan. Darah segar mulai mengalir keluar dari luka-luka di tubuhnya. Lala terduduk di samping tubuh Evan. Semua orang mulai berkerumun di lokasi kejadian. Lala hanya terdiam dan tidak berani menyentuh tubuh Evan. Air mata mulai menetes, tak tertahankan lagi.
Ruang ICU di sebuah Rumah Sakit..
            Lina dan Vita terus mencoba menghibur Lala yang masih shock. ”Evan...Evan...”teriak seorang waniita paruh baya memanggil nama Evan. Lala memandang wanita itu. ”Sudahlah ma...kita berdoa untuk keselamatan Evan...”kata pria yang terus mendampingi wanita itu. Lala berdiri menghampiri wanita dan pria itu. ”Maafkan saya tante..om...”kata Lala tiba-tiba. Wanita itu memperhatikan Lala. ”Gara-gara saya, Evan menjadi celaka...gara-gara saya,putra tante dan om jadi seperti ini...semua ini karena kesalahan saya...jika terjadi sesuatu dengan Evan, maka saya tidak bisa memaafkan diri saya sendiri...”kata Lala sambil menangis. ”Lala...Lala...”kata wanita itu sambil menarik Lala ke dalam pelukannya. ”Bukan salah kamu sayang, tapi ini semua sudah kehendak Tuhan...kamu tidak boleh berkata seperti itu...”kata pria itu sambil mengusap rambut Lala. Lala hanya bisa menangis di pelukan wanita itu, mama Evan.
            Lala duduk di samping tempat tidur Evan. Evan dinyatakan koma oleh dokter. ”Lala..kamu pulang saja ya...sudah 5 hari kamu di sini sayang..besok kamu boleh ke sini lagi..”bujuk papa Evan. Lala hanya menggeleng lemah. Papa Evan menghela nafas berat. ”Ya sudah..om mau pergi jemput tente di rumah ya..”kata papa Evan sambil meninggalkan kamar Evan. Lala memandang Evan, yang terbaring lemah di tempat tidurnya. ”Gue tau alasannya...kenapa orang-orang yang gue sayangi pasti meninggal..karena gue gak pantas disayangi...gue gak pantas dikasihi...gue gak pantas dicintai...jadi tolong bencilah pada gue..agar loe bisa hidup seribu tahun lagi...”kata Lala sambil menangis.

Alasan Lala dan Ketakutannya (LONG LOVE STORY Part 14)

Hari Sabtu yang cerah di kost
            Lala duduk termenung di dalam kamarnya. ”Kenapa gue bisa bersandar kayak gitu pada Evan??”pikir Lala. Lala mengacak-acak rambut pendeknya. ”Hahhhh...gak mungkin...gak mungkin gue suka sama Evan....”teriaknya keras. Vita datang tergopoh-gopoh. ”Kenapa La???”tanya Vita panik. Lala hanya meringis. ”Gak ada apa-apa kok...”jawab Lala sambil berlalu. Vita menjitak kepala Lala. ”Dasar...anak aneh...”teriak Vita gemas. Lala duduk di ruang tamu. Tatapan matanya kosong,menatap ke jalanan yang sepi. Teringat kembali kejadian-kejadian masa lalu dengan Key, saat masih duduk di bangku SD, dengan kak Irwan, yang selalu menggodanya, serta kejadian kematian Key dan kak Irwan. Tanpa sadar air mata menetes di pipi Lala. ”Lala...kenapa loe nangis??”tanya Lina dan Vita yang sudah duduk manis di sebelah Lala. Lala menghapus air matanya. Lina menangkap tangan Lala. ”Jangan dihapus, jika air mata bisa mengeluarkan kesedihan dari dalam diri loe..lebih baik keluarkan saja semuanya...”kata Lina dengan bijak. Vita pun mengangguk. Lala pun menangis keras di pelukan Lina. ”Sudah keluarkan saja semuanya...”kata Lina sambil mengusap-usap rambut Lala.
            Lala dengan mata sembap, mulai menatap Lina dan Vita. ”Kenapa La...cerita dong sama kita...”kata Vita. ”Iya..jika ada masalah jangan dipendam sendiri...”tambah Lina sambil tersenyum. ”Kalian pengen tahu kan, kenapa gue gak pernah punya pacar..”kata Lala pelan. Lina dan Vita mendengarkan cerita Lala tentang Key, orang yang paling disukainya dan kak Irwan, kakaknya yang paling disayanginya. ”Owh..jadi loe udah punya kekasih??”kata Vita menyimpulkan. ”Key...dia satu-satunya orang yang bener-bener bisa buat gue merasa aman,nyaman dan tenang. Tapi, semuanya telah berakhir...”kata Lala. ”Kenapa??Key selingkuh ya??”kata Vita cepat. Lina mengunci mulut Vita yang ceplas-ceplos. Lala menggeleng lemah, ”dia meninggal dalam kecelakaan yang gue lihat sendiri...”kata Lala mulai menangis. Lina dan Vita menenangkan Lala lagi. ”Sebelum meninggal, Key berkata kalau dia akan selalu mencintaiku selamanya dan dia akan selalu ada untuk melindungiku...”kata Lala sambil menangis terisak. Lina dan Vita yang mendengarnya mulai menitikkan air mata.
Malam harinya
            Lala menonton televisi sambil makan nasi bungkusnya. ”La...gue keluar dulu ya...hati-hati lho...”kata Lina sambil berlalu. ”Okey deh...”jawab Lala sambil melambaikan tangannya. Tiba-tiba di televisi ada film horor yang sedang tayang. Lala yang tak sengaja memindahkan channel ke channel tersebut, langsung menutup matanya dengan kedua tangannya. ”Huh...kalo takut itu, gak usah liat...”suara laki-laki mengagetkan Lala. Lala menoleh ke belakang dan tampak Evan yang tersenyum ke arahnya. ”Eh...loe...sejak kapan loe ada di situ..”kata Lala sambil melambaikan tangan menyuruh Evan masuk. ”Sejak jaman penjajahan Belanda...”cerocos Evan sambiil duduk di samping Lala. ”Ada apa??”tanya Lala. Evan menatap Lala. ”Hah???masak cowok cakep kayak gini, datang ke tempat cewek, tapi ceweknya gak tau tujuan si cowok  apa??”kata Evan ketus. Lala mengernyitkan dahi. ”Sudahlah...ayo kita keluar...jalan-jalan..”kata Evan sambil menarik tangan Lala. Lala terdiam dan menatap tangan Evan yang memegang tangannya. ”Ayo...ada sesuatu yang perlu gue omongin...”kata Evan cepat. Lala memandang Evan. Ada perasaan hangat ketika berada di dekat Evan, perasaan yang sama ketika Lala bersama Key. ”A...Y...O...Ayooo..”kata Evan kemudian. Lala tersadar dari lamunannya. ”Eh..kalo mau ngomong, dii sini aja..gue lagi malas keluar nih...”kata Lala sambil menata meja. ”Huh...disini apa enaknya ngomong kayak gituan...”desah Evan. ”Kenapa??”tanya Lala sambil menatap Evan. ”Eh..gak papa..hehehe...”kata Evan. Lala kembali menyapu lantai. ”Hemm..tapi besok kita lari pagi bareng yuk??”kata Evan. Lala berpikir sebentar. ”Okey dehh...tapi gue ditraktir makan bubur ayam ya...”kata Lala sambil tersenyum lebar. ”Hahh..dasar...ada maunya juga ya...”kata Evan sambil cemberut. ”Lha..gimana mau tidak???”tantang Lala. ”Okey..dasar tukang makan..”gerutu Evan. Lala memandang Evan. ”Apa loe bilang???”tanya Lala. ”Loe tukang makan..”kata Evan santai. ”Huuu..loe tukang sapu makam...”ledek Lala sambil melemparkan kemoceng ke arah Evan. Lala dan Evan menghabiskan malam minggu mereka dengan saling mengejek seperti ketika masih duduk di bangku SMP.

Kembalinya Evan (LONG LOVE STORY Part 13)

4 tahun kemudian...
            ”La..loe gak malam mingguan??”tanya Vita, teman satu kost dengan Lala. Sekarang Lala sudah duduk di bangku kuliah di salah satu kota besar di negara ini. Lala hanya tersenyum. ”La...selama pengamatan gue, loe gak pernah punya cowok ya...”kata Lina sambil menyapu lantai teras. ”Iya..ya...dari semester pertama sampai mau lulus, loe adalah satu-satunya cewek di kost ini yang gak pernah bawa teman cowok..”kata Vita sambil duduk disamping Lala. ”Mungkin gue suka ma cewek kali...”kata Lala asal sambil tertawa menuju kamar mandi. ”Huuuu....masak jeruk makan jeruk...”ledek Vita sambil melempar handuk Lala ke muka Lala. Lina hanya tertawa geli.
Pagi hari di kampus..
            ”La...loe udah bimbingan skripsi lum??”tanya Gio. ”Lum, gue lum punya ide nie..mau bikin skripsi tentang apa...”kata Lala sambil memainkan remote tivi di kantin kampus. ”Cepetan lho La...ntar loe gak bisa ikut wisuda tahun depan lho...”kata Gio sambil makan nasi gorengnya. ”Iya..iya...ntar juga gue mau ke perpustakaan daerah kok...”kata Lala pelan. Gio hanya mengangguk cepat sambil makan nasi goreng porsi jumbonya dengan lahap. ”Gio..Gio...gimana loe mau kurus...makan aja loe kayak sapi kayak gini kok...”ledek Lala tertawa. ”Huh...biarin aja...”ucap Gio sambil terus makan. Lala hanya tertawa melihat tingkah laku temannya itu.
Perpustakaan daerah...
            Lala, Vita dan Lina berjalan menelusuri taman-taman menuju ke ruang perpustakaan yang utama. ”Ntar kalo udah pada selesai nyari bukunya, langsung kasih tau yang lain ya...”kata Vita. ”Okey...”jawab Lina. ”Sip...”kata Lala sambil menunjukkan ibu jarinya. ”Lala...”tiba-tiba ada yang memanggil Lala dari arah belakang Lala. ”Tuh..belakang loe...”tunjuk Vita. Lala memutar badannya dan tampak Evan berdiri sambil tersenyum di depannya.”Hai...apa kabar??”kata Evan sambil melambaikan tangannya. Vita dan Lina berbisik-bisik. ”Siapa La??”tanya Lina. ”Loe gak mau ngenalin ke kita nie??” kata Vita sambil menyenggol Lala. ”Owh...Ni Evan..temen SMP gue...Evan ni temen-temen kost gue...”kata Lala memperkenalkan teman-temannya. ”Eh...ternyata Lala punya teman cowok juga ya??”kata Vita sambil tersenyum. ”Cakep lagi...”kata Lina kemudian. ”Bisa aja kalian...”kata Evan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. ”Udah aha...gue masuk dulu ya La...takut tutup perpustakaannya...heheheh...”kata Vita sambil menyeret Lina yang masih terpesona dengan ketampanan Evan. Lala berdiri berhadapan dengan Evan. ”Gimana kabar loe??”tanya Evan. ”Baik...loe sendiri??”jawab Lala. Evan mengangguk. Lala dan Evan terdiam. ”Gue turut berduka cita atas Key ya...”kata Evan pelan-pelan. ”Terima kasih...”kata Lala pelan juga.
Malam hari di kost..
            ”Lala...ada pacar loe dateng!!!!”teriak Dewi dasri luar. ”Cececece...yang udah punya cowok ni ye...”ledek Vita yang sedasng duduk di depan tivi. ”Bukan...”kata Lala sambil menuju ke teras. ”Hai...lagi apa??”kata Evan sambil tersenyum. ”Lagi nemuin tamu di teras...”jawab Lala sekedarnya. Evan hanya tersenyum. ”ayo kita keluar...”kata Lala sambil menyeret tangan Lala. ”Kita mau kemana???”tanya Lala bingung ketika Evan menaiki motornya. ”Ayo naik...”kata Evan. Lala hanya menurut saja. Sepanjang perjalanan, Lala hanya diam. Dia teringat kembali ketika berboncengan motor dengan Key. Tiba-tiba motor berhenti, Evan melepaskan helmnya. ”La...loe suka langit kan???”tanya Evan sambil memandang Lala. Lala hanya menatap Evan. ”Lihat...lihat ke atas...”kata Evan sambil menengadahkan kepalanya menghadap langit. Lala ikur menatap langit juga. ”Waaa...indah sekali!!!”tanpa sadar mulut Lala mengucap kata itu. Langit malam yang gelap dipenuhi beratus bahkan beribu bintang. Evan hanya tersenyum melihat Lala tampak senang dengan hadiah kejutannya. ”La...”ucap Evan lirih. Lala melihat ke arah Evan. ”Ada apa??”tanya Lala bingung. Evan menatap wajah Lala. ”Loe senang???”tanya Evan. Lala mengangguk sambil tersenyum tipis. Evan senang melihat Lala tersenyum padanya lagi. Suasana hening seketika. ”Apa gue dikutuk ya???”tanya Lala tiba-tiba. Evan kaget dan menatap Lala. Lala menghembuskan nafas berat. ”Kenapa orang-orang yang gue cintai selalu meninggal...”tanya Lala pelan. Evan memegang tangan Lala. ”Semua pasti ada alasannya...”kata Evan menenangkan. Tak sadar Lala menyandarkan kepalanya di pundak Evan. ”Iya...gue juga tahu alasannya...”kata Lala sambil terus melihat bintang di pundak Evan. Evan terdiam sejenak. Lala mulai menangis. ”Lala..loe kenapa???”tanya Evan panik. Lala berdiri cepat. ”Ayo...gue ingin pulang...”kata Lala sambil berlalu meninggalkan Evan.

Rabu, 02 November 2011

Key...kenangan yang menyedihkan (LONG LOVE STORY Part 12)

Sore hari di basecamp..
Guntur sedang sibuk di depan laptopnya, ketika Lala memasuki ruangan. Binda dan Feronica yang sedang duduk di dekat Guntur, langsung keluar. Berita pertengkaran Lala, Guntur dan Andre sudah tersebar luas di kalangan siswa SMA Nusa Bangsa. Lala yang sedang merasa tidak enak badan langsung duduk di dekat pintu basecamp. ”Kenapa La??Loe belum ngasih gue alasannya...”kata Guntur cepat. Lala hanya diam. ”Kenapa...kenapa..kenapa!!!!”teriak Guntur sambil menendang kursi sebelahnya hingga jatuh. Lala kaget mendengar bunyi keras itu, air matanya jatuh lagi. Lala menghampiri Guntur. ”Loe mau tau kenapa..”tanya Lala sambil menangis. Guntur hanya duduk menahan amarahnya yang sedang memuncak. ”Karena loe mirip alamarhum kakak gue...makanya gue bilang cowok yang paling gue suka adalah loe...karena jika gue melihat loe..gue merasa ada kakak gue...dan kakak gue adalah yang terbaik di dunia ini...”kata Lala sambil menahan kesedihannya akibat harus mengenang kakaknya lagi. Guntur hanya diam, membisu. ”Dan Andre...dia adalah teman gue dari SMP...dan dia tahu banyak tentang gue...dan tidak ada hubungan apapun antara gue dan dia...loe harus tahu itu...”kata Lala semakin lemah. Andre yang mendengarkan dari pintu basecamp hanya bisa tertunduk. ”Jadi loe belum bisa melupakan Evan la???”kata Andre tiba-tiba memecah kesunyian. Guntur kaget dengan pertanyaan Andre. Lala hanya menunduk dan menggeleng. ”Gue gak tahu...gue bingung...”kata Lala. ”Ataukah orang yang bernama Key???”tanya Andre kemudian. Lala menatap Andre dengan tatapan tak percaya. ”Huh...mungkin Key orang yang paling berarti bagi loe ya??Sehingga mengalahkan gue, Guntur bahkan Evan...”kata Andre sambil tersenyum tipis. ”Key...Evan...”kata Lala lirih.
Minggu sore di rumah Lala...
Lala sedang asyik membaca komik di teras rumahnya, ketika Key datang menghampirinya. ”Hey..gadisku...”kata Key mengagetkan Lala. Lala tersentak kaget dan memukul Key dengan buku komiknya. ”Ampun-ampun...sakit sekali...”teriak Key berkali-kali memohon ampunan padahal pukulan dari Lala tidak berasa sama sekali baginya. ”Makanya...jangan berulah...”kata Lala sambil melotot pada Key. ”Hiii..takut ah...”kata Key menghindari tatapan mata Lala. Lala hanya tersenyum melihat tingkah laku Key. ”Loe ada acara gak??”tanya Key. ”Kenapa??”jawab Lala sambil memandang Key. ”Keluar yuk...kita jalan-jalan...”kata Key sambil menarik tangan Lala. ”Okey...okey...gue ganti baju dulu...”kata Lala tersenyum.
Sepanjang perjalanan, Key dan Lala terus berbincang dan kadang diselingi tawa dan canda di atas motor Key. Lala memeluk erat Key dari belakang, ”gue senang loe kayak gini Key...”bisik Lala pelan. ”Gue juga La...gue hampir gila gara-gara mikirin loe...”kata Key sambil memegang tangan Lala. Lala hanya tersenyum. ”Tolong..jangan pergi lagi...”gumam Lala.
Pelepasan siswa SMA Nusa Bangsa
Lala dan Nadine terus berpelukan. ”La..jangan lupain gue ya...meski loe jauh di manapun loe berada...tolong ingat terus sahabat loe yang paling cantik ini...”kata Nadine sambil terus memeluk Lala. Lala mengangguk dan air mata mulai tumpah dari kelopak matanya. ”La...gue mau bicara...”kata Andre tiba-tiba. Lala melepaskan pelukan Nadine dan melihat Andre. ”Ada apa??”tanya Lala. Andre mengambil sesuatu dari balik bajunya. Kemudian memakaikan gelang dari bambu berwarna ungu di tangan Lala. ”Jangan lupain gue ya...ini adalah tanda bahwa kita akan jadi teman selamanya...”kata Andre sambil mengacak-acak rambut Lala. Lala hanya tersenyum dan memeluk Andre. ”Pasti...gue pasti akan ingat loe...selamanya...”kata Lala sambil memegang tangan Andre. ”Oya..tadi di luar gue ketemu ma Key...”kata Andre. ”Key udah datang...”kata Lala senang. ”Loe udah jadian ma Key ya...”tanya Andre pelan. Lala hanya tertawa lalu meninggalkan Andre. ”Jawab dong La...pertanyaan terakhir tuh...”kata Andre sambil memandang Lala. ”Best Friend Forever...”teriak Lala sambil melambaikan tangan pada Andre. Guntur yang dari jauh memandang Lala, hanya duduk dan tersenyum tipis. ”Huh...dasar!!!”omel Guntur. Guntur menghampiri Lala, di saat Lala mulai meninggalkan aula SMA menuju tempat parkir. ”Loe ikut gue...”kata Guntur sambil menyeret Lala memasuki mobilnya. ”Hey...apa-apaan loe...!!!”teriak Lala. Key yang sedang menunggu Lala, dikejutkan dengan suara keras Lala. Key melihat Lala dimasukkan secara paksa ke dalam mobil. Mobilpun mulai melaju kencang. ”Kurang ajar...siapa yang berani melakukan itu pada Lala...”kata Key sambil mulai mengejar mobil Guntur. ”Loe pasti mati...dasar brengsek!!!”teriak Key. Sementara di dalam mobil. ”Guntur...hentikan mobilnya...turunin gue!!!”teriak Lala sambil mencoba melepaskan cengkraman tangan Guntur. ”Diam loe!!!”teriak Guntur keras. Guntur tersenyum puas, melihat arah Key yang semakin cepat menjalankan motornya. ”Liat cowok loe...”kata Guntur sambi terus tersenyum. Lala melihat ke arah Key. ”Key!!!Key!!!”teriak Lala. ”Liat cowok loe...mungkin setelah ini dia mati...”kata Guntur pelan. Lala kaget dan memandang ke arah Guntur. ”Apa...apa yang loe katakan??”tanya Lala bingung. ”Liat aja...berhenti pak..”kata Guntur. Mobil Guntur langsung berhenti mendadak. Key yang tidak menyadari mobil yang dikejarnya akan berhenti mendadak, langsung menginjak rem tapi sayang remnya ternyata blong. ”Key...Key!!!”teriak Lala sambil mulai menangis melihat Key jatuh dari motornya dan terguling di jalanan. Lala keluar dari mobil Guntur, dan mobil Guntur pun meninggalkan Lala di lokasi kecelakaan Key. Key tertelungkup di jalan dan tidak bergerak sama sekali. ”Key...Key...”kata Lala sambil memangku kepala Key yang bersimbah darah. Orang-orang yang berlalu lalang mulai berdatangan melihat kecelakaan Key. Lala menangis keras sambil memeluk kepala Key.

Guntur!!!!!!! (LONG LOVE STORY Part 11)

Kantin sekolah SMA Nusa Bangsa
Lala sedang asyik menyantap semangkuk soto favoritnya sambil sekali-sekali menimpali obrolan dengan Nadine. ”La...ntar sore loe berangkatnya agak awal ya...soalnya gue gak bisa datang....”kata Feronica tiba-tiba. ”Emang kenapa???”tanya Lala bingung. ”Gue ada urusan mendadak...jadi ntar upacara loe yang atur ya...okey??”kata Feronica sambil berlari meninggalkan Lala yang masih terbengong-bengong dengan tugas barunya nanti. ”Udah...ntar gue bantuin loe deh...”kata Andre dari belakang Lala. ”Hah!!Sejak kapan loe ada di situ??”tanya Lala kaget. ”Gue udah ada sejak tadi lho...loe aja yang sibuk makan melulu jadi gak sadar ma sekitar loe..”kata Andre sambil mengambil potongan tempe goreng Lala. Lala memukul tangan Andre. ”Huh...beli sendiri dong...”kata Lala ketus. ”Pelit amat nih, cewek gue...”kata Andre sambil mengacak-acak rambut Lala. ”Biarin...”kata Lala sambil menjulurkan lidah pada Andre.
Sore hari di basecamp
”La...gue mau ngomong sama loe..”kata Guntur tiba-tiba. Lala yang sedang asyik bercanda dengan Andre langsung berhenti dan mengangguk, kemudian mengikuti Guntur. ”Ada apa komandan...”kata Lala sambil duduk di taman belakang basecamp. ”Gue mau bilang...”kata Guntur sambil memandang wajah Lala. Angin sore yang menyejukkan tiba-tiba berhembus mengenai Lala dan Guntur. Lala terdiam, menunduk. ”Gue pikirin dulu deh...”kata Lala pelan sambil tersenyum. Guntur melihat Lala yang berdiri di depannya sibuk merapikan rambutnya akibat hembusan angin sore tadi. ”Gue pulang dulu yah...gue takut kemalaman..”kata Lala tersenyum lalu berlalu meninggalkna Guntur yang sedang duduk memandangi Lala yang pergi menjauh.
Malam hari di kamar Lala...
”Iya Juri...tadi Guntur nembak gue...gue syok banget kan...selama ini gue anggap dia sebagai kakak gue...”kata Lala sambil bertelepon ria dengan Juri, sahabatnya. ”Iya...Guntur emang mirip banget ma kak Irwan, sikapnya, senyumnya bahkan perhatiannya ke gue...bener-bener mirip banget..makanya gue gak bisa dengan dia..lagipula loe tau sendiri kan...ada seseorang yang kunantikan dan kuharapkan selama ini...”kata Lala sambil menatap foto dirinya, Juri, Erly, Avan dan Erik saat pelepasan siswa SMP Eagle. ”Yah..meskipun gue gak tau dia sekarang seperti apa...tapi gue harap dia masih seperti dulu...”kata Lala sambil memandang ke langit.
Hari senin yang sangat terik..
”Huh..panas sekali...gue mau ke kantin dulu ya...”kata Lala pada Nadine yang sedang sibuk mengipasi dirinya dengan kipas angin mini. Lala berjalan menuju ke kantin, tiba-tiba ada yang menarik lengan Lala dan merapatkan dirinya ke dinding di lorong yang sepi. ”Guntur!!!”teriak Lala. Guntur menutup mulut Lala dengan cepat. ”Sssttt...jangan keras-keras..nanti kedengaran anak-anak lain” kata Guntur sambil menengok kesana-kemari. ”Ada apa??”tanya Lala mulai lemas, gara-gara cuaca yang sangat panas. ”Sudah 1 bulan La, tapi loe belum ngasih tau jawaban apa-apa sama gue..”kata Guntur sambil menatap mata cokelat Lala. Lala menunduk, ”maafkan aku...gue gak bisa...karena..”kata Lala pelan. ”Huh..benar kan dugaan gue...loe sama Andre pasti ada apa-apa kan??”kata Guntur mulai kesal. ”Eh...Andre??”tanya Lala bingung. ”Iya..loe ma Andre pasti udah jadian kan???Makanya kalo ada acara apa-apa loe pasti minta ma dia...Iya kan??”kesal Guntur sambil memukul dinding dekat Lala bersandar. Lala kaget dan memandang Guntur yang tengah dilanda marah karena cemburu. ”Bukan...bu..kan...”kata Lala mulai merasakan dingin di tubuhnya. ”Kenapa La...kenapa???Padahal dulu, pada saat pensi anak baru, loe bilang cowok yang paling loe suka adalah gue..??Kenapa loe malah jadian ma Andre??”kata Guntur sambil menggoncang-goncangkan tubuh Lala. ”Hah..bukan itu maksudnya..”kata Lala terputus karena bentakan Guntur. ”Kenapa La!!!”kata Guntur dengan nada sangat tinggi. Sehingga semua siswa yang berada di sekitar Guntur dan Lala, manatap mereka berdua. ”Sudah..hentikan!!!”kata Andre tiba-tiba dari belakang Guntur. ”Lepaskan Lala...”kata Andre pelan. ”Huh...ini pahlawannya datang...loe mau jadi pahlawan Lala ya??”kata Guntur sambil menatap tajam ke arah Andre. ”Sudah...cukup Guntur...jangan jadi kekanakan seperti ini..”kata Andre sambil memegang pundak Guntur. Guntur menepis tangan Andre dari pundaknya. ”Jangan pegang gue...dan jangan pernah muncul di depan muka gue!!!”kata Guntur sambil pergi meninggalkan Lala dan Andre. Andre melihat ke arah Lala yang sedang menunduk, menangis. ”Gak usah sedih La...gak usah dimasuki dalam hati omongan Guntur barusan...”kata Andre menepuk pundak Lala. Lala mengangguk pelan, tapi tangisannya semakin lama semakin keras. Andre memeluk Lala dan menyandarkan kepala Lala di pundaknya. ”Sabar ya...”kata Andre menenangkan Lala.

Pertemuan Kembali dengan Key (LONG LOVE STORY Part 10)

Di rumah Lala...
Lala duduk di jendela kamarnya yang masih terbuka lebar. ”Apa maksud perkataan Guntur ya??”pikir Lala. Tiba-tiba HP Lala berbunyi nyaring, membuyarkan lamunan Lala. ”Halo...ada apa Juri..”jawab Lala sambil berbaring di atas kasurnya. Ketika seddang asyik mengobrol dengan Juri, tiba-tiba ada suara gaduh dari tetangga Lala. ”Udah dulu ya..kayaknya ada masalah serius nih...see you...”kata Lala sambil mencari sumber suara dari jendela kamarnya. Ternyata sumber suara itu dari rumah Key. Lala langsung menuruni tangga dan bersiap menuju rumah Key. ”Mau kemana sayang??”teriak Ibu Lala. ”Mau ke rumah Key Bu??”kata Lala sambil merapikan jaketnya. ”Nggak usah..mending kita di rumah aja...”kata Ibu Lala sambil memegang tangan Lala erat. ”Tapi...Lala pengen tau ada apa dengan Key..kenapa akhir-akhir ini di rumah Key selalu terjadi keributan..”kata Lala mulai panik. Ibu Lala menghela nafas dan mengajak Lala duduk di ruang keluarga. Lala mendengarkan baik-baik apa yang dikatakan ibuya. ”Jadi...mama dan papa Key mau cerai??dan ternyata Key anak haram mamanya Key??”kaget Lala. Ibu Lala hanya mengangguk pelan. ”Tapi kamu gak usah ikut campur urusan mereka...nanti kamu malah kena masalah lagi..”pesan Ibu Lala. Lala mengangguk pelan. ”Key...kenapa kamu kembali ke sini malah keadaannya seperti ini..”gumam Lala sambil memandangi rumah Key yang sedang ramai dengan suara-suara oenuh makian dari jendela kamarnya.
”Permisi...”teriak Lala di depan pintu rumah Key. Pembantu Key datang berlari-lari kecil menyambut Lala. ”Eh..non Lala..mau ketemu sama den Key ya??”tanya nya. Lala mengangguk. ”Sebentar ya non, saya panggilkan dulu..non Lala masuk dan duduk dulu non..”kata pembantu itu. Lala melihat foto-foto yang ada di dinding. ”Wah..kak David dan kak Lisa udah sangat dewasa ya..sangat tampan dan sangat cantik..”gumam Lala pelan. Mata Lala tertuju pada satu foto. ”Ini Key???”tanyanya bingung. ”Iya..itu gue La...”kata Key tiba-tiba yang mengagetkan Lala. Lala menatap Key sekarang yang menjadi seorang cowok tinggi, besar, berambut panjang dan berpakaian kumal. ”Key..?”tanya Lala memastikan. ”Kenapa??loe gak ngenalin gue La??Ini gue, sahabatmu...”kata Key sambil mengusap rambut Lala. ”Key..kamu sangat berubah...”kata Lala sambil tertawa, senang melihat sahabatnya telah kembali. ”Dasar anak haram...gak tau rasa terima kasih...mati saja sana..!!!!”teriak papa Key sambil menunjuk-nunjuk wajah Key. Key tampak menahan amarahnya. Lala menatap wajah Key, lalu dipegangi tangan Key. Key menatap Lala. Lala menggeleng. ”Huh...pasangan yang sempurna...yang laki-laki adalah anak haram, sementara yang perempuan tidak jelas siapa ayah kandungnya...sempurna...hahahahaha”ejek papa Key sambil menatap Key dan Lala. Mendengar hal itu Key langsung memukul papanya bertubi-tubi, hingga wajah papanya dipenuhi darah. ”Udah Key...udah...”teriak Lala keras. ”Loe boleh menghina gue, tapi siapapun yang menghina dan menyakiti Lala, maka dia harus mati...”teriak Key sambil memukul papanya hingga jatuh ke lantai. Lala mulai menangis. ”Key...cukup..hentikan!!!”teriak mama Key. Key melihat mamanya, kemudian menarik tangan Lala dan keluar dari rumah Key. ”Loe gak pa pa kan??”tanya Key panik. Lala menangis. ”Kenapa loe harus lakukan itu Key??”tanya Lala sambil menatap wajah Key. ”Gue gak bisa diam aja liat loe dihina seperti itu La...”kata Key sambil memegang pundak Lala. ”Gue gak mau kejadian dulu terulang lagi...makanya mulai sekarang gue akan mati-matian melindungi loe...”kata Key menatap mata Lala. ”Loe berubah Key..berubah...”kata Lala sambil menjauhi Key. ”La...”kata Key pelan, air matanya mulai mengalir. Lala berlari menuju rumahnya. ”Gue lakuin ini semua, karena gue gak mau kehilangan loe lagi la...”kata Key pelan di teras rumahnya.

Guntur dan Andre (LONG LOVE STORY Part 9)

2 tahun kemudian
Kini Lala duduk di kelas 2 SMA Nusa Bangsa, sekolah paling populer di kotanya. ”La....ntar temenin gue ke mal yuk?”ajak Nadine, teman sekelasnya. Lala yang sedang sibuk membaca komik hanya menggeleng. ”Kenapa???Loe gak mau nganterin gue ya???”ucap Nadine sedih. Lala menutup komiknya dan menatap Nadine, teman yang paling manja dan paling terkenal di sekolahnya karena kecantikannya dan kekayaan papanya. ”Gue gak bisa hari ini sayang.....ntar sore gue ada rapat pengurus...”kata Lala pelan. ”Yaaaahhhhhhhhh......loe sibuk di organisasi terus sih...jadi kita gak bisa hangout lagi kayak dulu deh.....”kata Nadine sambil memasang wajah kecewa. ”Maap...yah....”kata Lala sambil tersenyum. ”Oke deh....tapi lain kali...kita harus jalan-jalan bareng....ya???”kata Nadine sambil menatap Lala. Gadis berambut coklat lurus sebahu itu hanya tersenyum dan mengangguk, lalu meninggalkan Nadine memasuki ruang kelasnya.
Sepulang sekolah di ruang rapat, Lala sedang duduk di kursi yang bertuliskan ’Komandan Kegiatan’ sambil terus membaca komiknya. ”Baca komik terus....terusan....”ledek Feronica yang sibuk menyiapkan peralatan rapatnya. Lala hanya tersenyum meringis ke arah Feronica. ”Hai guys....”teriak Andre memasuki ruangan sambil melemparkan jaketnya ke arah Lala. ”Ups....sori beibz...”teriak Andre langsung mengambil jaketnya dan cepat-cepat merapikan rambut Lala. ”Emang...gue keranjang pakaian kotor apa???”teriak Lala sambil memukuli Andre dengan komiknya. Andrepun berlari menghindari Lala sambil terus teriak, ”Ampun...ampun La...”. Lala pun mengejar Andre. ”Hey....rapat mau dimulai malah maen kejar-kejaran....dasar anak-anak yang aneh...”teriak Sigit sambil memasuki ruangan rapat. ”Kan sudah biasa seperti itu kan....mereka berdua sama-sama kayak anak kecil....”kata Feronica sambil menulis di buku catatanya. ”Mereka jodoh kali ya...kan sama-sama jomblo...hahahaha...”kata Edwin menimpali percakapanya rekan-rekannya di dalan ruang rapat. ”Kita jodohkan saja mereka...bagaimana????”usul Feronica cepat. ”Hei...hei...bentar dulu...kita gak bisa begitu saja main jodoh-jodohan...nanti ada yang sakit hati loh...”komentar Binda sambil menatap Guntur,ketua organisasi yang dari tadi diam saja di depan ruangan sambil memandang ke arah Lala dan Andre yang sedang berkejaran. ”Jadi...komandan suka sama Lala ya???”tanya Feronica sambil berbisik. ”Mungkin...liat saja tatapannya....”jawab Binda. Sesaat kemudian semua mata tertuju pada Guntur yang masih berdiri. ”Atau...dia suka sama Andre...”celetuk Edwin yang diikuti teriakan dan pukulan dari teman-temannya, ”Hhuuuuuuuuu.....”teriak seluruh anggota organisasi yang ada di ruang rapat. Sementara Guntur masih berdiri di depan ruang rapat. Memandangi Lala dan Andre dengan tatapan yang tajam.
Minggu pagi di basecamp....
”Sorry guys...gue telat...”kata Lala terengah-engah.”Udahlah...kan emang kebiasaan loe kan???”kata Sigit. Lala hanya tersenyum merasa bersalah. ”Ayo semuanya cepat selesaikan tugas kita hari ini...”kata Guntur tegas. ”Baik komandan!!!!”jawab anak-anak lain. Lala dan Feronica mulai menata isi lemari baxecamp, Binda menyapu lantai, Edwin mengepel lantai yang sudah disapu Binda, Guntur dan Andre sibuk mengecat dinding basecamp. Semua melaksanakan tugasnya dengan sesekali bercanda dan tertawa. Di taman depan sekolah, Lala duduk di gazebo taman sambil berisitirahat. ”La...gue pulang dulu ya...”kata Feronica dan Binda sambil melambaikan tangan. ”Iya..hati-hati di jalan...”jawab Lala sambil tersenyum. ”La...”panggil seseorang dari arah belakang lala. Lala melihat ke sumber suara. ”Eh loe..ada apa??”kata Lala sambil menatap orang yang memanggilnya, Guntur. ”Belum pulang??”tanya Guntur sambil duduk di samping Lala. ”Ntar aja ah..gue mau lihat mentari sore dulu di sini...”jawab Lala sambil menatap arah sinar matahari yang sedikit redup tertutup awan tipis. Guntur menatap Lala, sementara Lala masih terlarut dengan mentari sore. ”Mentari sore selalu membawa kedamaian dalam hati gue...cahaya, awan, matahari, dan semilir angin pada sore hari mampu membuat gue merasa sangat nyaman...loe tidak merasakannya??”tanya Lala tiba-tiba. Wajah Lala dan Gunturpun saling berhadapan. Keduanya terdiam sejenak sambil memandangi wajah mereka. ”Ups...sori..”Lala tersadar lalu memalingkan wajahnya dan kembali menatap mentari. ”Jika gue melihat suasana sore hari, maka yang gue dapat adalah akhir dari kehidupan...mentari terbit sangat indah adalah awal dari kehidupan, sementara mentari terbenam juga sangat indah merupakan akhir dari kehidupan...”kata Guntur sambil memandang langit. Lala bingung dengan yang diucapkan Guntur. Guntur tertawa melihat ekspresi Lala yang kebingungan. ”Ntar loe tau sendiri...udah ah..gue mau cabut...bye bye Lala...”kata Guntur sambil pergi meninggalkan Lala yang tampak berpikir keras. Sementara di lain tempat, tampak Andre sedang menatap Lala dan Guntur dengan wajah serius.

Minggu, 07 Agustus 2011

Pengantar Dari Penulis

Mohon maaf...penulis lagi belum ada ide untuk melanjutkan cerita...tapi mungkin akan ada cerpen2 lain yang akan saya posting beberapa hari ke depan...dan pastinya ceritanya menarik...silakan membaca kawan...

Jumat, 08 Juli 2011

Perpisahan........(LONG LOVE STORY Part 8)

Setahun telah berlalu....
Pelepasan siswa SMP Eagle pun di mulai di auditorium sekolah Eagle. ”Lala...kita akhirnya lulus juga...”teriak Juri sambil memeluk Lala, sahabatnya. ”Hiks..hiks...iya..seneng banget...”kata Erly sambil menangis. ”Hey..kok loe malah nangis sih...hari ini kan..hari kelulusan kita...”kata Lala sambil merangkul Erly. ”Wah...cengeng loe....”teriak Juri. ”Hey....kalian lulus gak...”teriak Erik mendekati Lala dan teman-temannya. ”Lulus dong....”teriak Juri dan Erly hampir bersamaan. Lala hanya mengangguk sambil tersenyum. ”Evan mana..???kok gak sama loe..??”tanya Lala, penasaran. ”Wah..nyari pacarnya nih...”ejek Juri sambil memukul lengan Lala. ”Kan...teman....”kata Lala sambil tersipu malu. Erik hanya tersenyum. ”Evan...menunggu loe di taman belakang....”kata Erik. ”Ya udah..gue ke sana dulu yah...”kata Lala sambil berlalu meninggalkan teman-temannya. ”Pacaran mlulu....”teriak Juri. ”Sudah damai nih...gak ada lagi perang dunia lagi nih...”ejek Erik cepat. Lala hanya melambaikan tangannya. Lala menghampiri sosok yang sedang duduk di bawah pohon rindang taman belakang sekolah Eagle. ”Evan....ada apa???kenapa loe gak ke dalam???”tanya Lala sambil duduk di samping Evan. ”Gak...disini pemandangannya jauh lebih bagus...daripada di dalam gedung...”kata Evan sambil menunjuk ke langit. Lala ikut memandang langit dan tampak olehnya segumpalan awan membentuk bentuk-bentuk aneh yang saling berkejaran. ”Loe suka langit ya ...?”tanya Lala. Evan mengangguk cepat. ”Gue juga....kadang kalo gue kangen sama kak irwan...gue liat langit...gue harap kak Irwan melihat gue di atas sana....”kata Lala sambil memandangi langit. ”Kalo Key...”tanya Evan, yang mengagetkan Lala. ”Key....gue juga kangen ma dia...tapi gue gak tau dia ada di mana???”kata Lala sambil menunduk. ”Begitu pentingnyakah Key bagi loe...??”tanya Evan. Lala hanya terdiam dan menunduk. ”Key...Key....adalah teman terbaik gue...”kata Lala. Angin yang sejuk menimpa Lala dan Evan yang terdiam seketika. ”Loe suka ya sama dia...???”tanya Evan sambil menatap langit yang mulai mendung. Lala hanya menunduk. ”Gue harap dia cepat kembali ya buat loe...biar bisa jagain loe lagi...hehehe...”kata Evan sambil tertawa. Lala menatap Evan tak percaya. ”Kenapa...???bener kan....loe pasti berharap dia kembali untuk loe...”kata Evan sambil menggaruk kepalanya. Lala tersenyum. ”Mungkin....”jawab Lala pasti.

I will besides u...always...(LONG LOVE STORY Part 7)

Ruang kepala sekolah, sepi dan tenang berbeda dengan kegaduhan yang sering terjadi di luar ruangan ini. ”Duduk La....”kata pak Hari sambil meminum tehnya. Lala duduk di kursi empuk, depan meja kerja pak Hari. ”Ada apa ya pak....???”tanya Lala. ”Begini...tadi ada telepon dari ibu kamu.....”kata pak Hari pelan. Lala mendengarkan dengan serius. ”Ibu kamu menyuruh kamu pulang.....”kata pak Hari selanjutnya. ”Kenapa pak...???Apa yang terjadi dengan ibu saya..????”tanya Lala, cemas mengkhawatirkan ibunya. ”Ibu kamu baik-baik saja.....”jawab pak Hari. ”Terus...kenapa saya disuruh pulang....????”tanya Lala, bingung. ”Karena....kakak kamu mengalami kecelakaan....”jawab pak Hari dengan sangat pelan. Lala langsung keget dan terdiam di depan pak Hari. ”Kakak kamu......meninggal.....”kata pak Hari kemudian. Lala mulai mengeluarkan air matanya. ”Aku mau pulang.....”kata Lala sambil beranjak dari kursi empuk itu lalu meninggalkan ruangan yang tenang itu. Air hangat terus keluar dari pelupuk mata Lala dan menetes di pipinya yang agak tembem. ”Kakak.....”gumam Lala sambil berusaha mencegah air mata yang keluar tambah banyak. ”Lala....kenapa dia menangis...???”tanya Evan yang sedasng menuju kelasnya. ”Kakak.....”gumam Lala tambah pilu, dan matanya mulai tertutup rapat. Evan yang melihat tubuh Lala yang mulai kehilangan keseimbangan itu, langsung menghampiri Lala. ”Lala...kenapa loe...???”tanya Evan sesampainya di samping Lala. Lala memandang Evan. ”Evan....Kakak....”gumam Lala dan diapun langsung ambruk ke belakang. Dengan sigap Evan menangkap tubuh Lala agar tidak membentur lantai. Lala pingsan di tangan Evan. ”La...bangun La....”kata Evan, cemas sambil menggendong Lala ke ruang kesehatan.
SMP Eagle....
Evan memasuki ke kelasnya yang sudah ramai. Diliriknya tempat duduk Lala yang masih kosong. ”Tidak masuk lagi ya...???”batin Evan. Juri yang melihat tingkah Evan, segera menghampirinya. ”Mungkin dia masih berduka...jadi dia belum berangkat...”kata Juri sambil duduk di depan tempat duduk Evan. Evan memandang ke Juri dengan tatapan aneh. ”Emang...apa peduli gue...”kata Evan sambil meletakkan tasnya dan langsung keluar kelas. Juri berpandangan dengan Erik. ”Dasar...orang aneh...”kata Juri dan Erik hampir bersamaan. ”Biar gue yang nyusul dia..”kata erik sambil berlari keluar kelas. Juri hanya mengangguk. Sementara di luar kelas, Evan duduk di kursi taman sambil memberi makan ikan di kolam. Erik menghampiri Evan dan duduk di sebelahnya. ”Sudahlah...mungkin dia sedang berduka...jadi belum bisa masuk kelas...”kata Erik sambil merangkul temannya itu. Evan hanya menghela nafas panjang. ”Gue gak nyangka ya...pada saat Lala pingsan waktu itu, loe panik banget...sampe-sampe loe ndiri yang nungguin dia sampai orang tuanya datang...gue salut sama loe...”kata Erik memecah kesunyian. ”Gue gak tau...gue juga bingung....apa yang terjadi sama gue sejak saat itu...gue...gue...ikut sedih aja pada saat itu..gue gak tega..”kata Evan sambil menatap ikan-ikan yang sedang bermain di dalam kolam. ”Gue ngerti...perasaan loe pada dia...udah dari dulu gue sadar akan hal itu...tapi elo nya aja yang memungkirinya...”kata Erik sambil menatap temanya yang masih bingung. Erik mengambil nafas panjang. ”Ya sudah...ntar sepulang sekolah kita ke rumah Lala aja...gimana???”tanya Erly tiba-tiba dari arah belakang. Evan dan Erik kaget dan menengok ke belakang. Erly dan Juri sudah berdiri sambil tersenyum manis ke arah Evan dan Erik. ”Sejak kapan kalian di sini???”tanya Evan, gugup. ”Sejak tadi...”jawab Juri sambil tersenyum. ”Jadi...kalian denger semuanya...”tanya Evan kaget dan malu. ”Sudahlah....gak perlu dibahas lagi kan...mending ke rumahnya aja langsung....rencanaya gue sama Erly mau ke sana kok...”kata Juri sambil memegang pundak Evan. Erik memandang Evan. Evan menunduk, berpikir. ”Ayolah...mungkin kalo ada loe...Lala jadi pengin ke sekolah lagi...udah seminggu dia gak masuk sekolah...”kata Erly menambahkan. ”Bagaimana...bung Evan???”tanya Juri. Evan hanya mengangguk, perlahan tapi pasti. ”Gitu dong...”teriak Juri dan Erly hampir bersamaan. Erik pun memeluk temannya. ”Jangan peluk dong...ntar dikira gue gay lagi...”kata Evan sambil melepaskan pelukan Erik. ”Hahahaha....”Juri,Erly dan Erik pun tertawa mendengar celotehannya Evan yang sudah jarang terdengar sejak kejadian pingsannya Lala.
Rumah Lala terlihat sangat sepi...
Lala sedang duduk di jendela kamarnya. Matanya masih merah dan kantong matanya berwarna sangat hitam. Rambutnya hanya di kucir dan tampak hampir kusut. Tangannya menggenggam kalung hitam, milik kakaknya. Kamarnya hampir dipenuhi foto-foto dirinya dan kakaknya serta ada beberapa lembar foto dia bersama Key, saat kecil. ”Key....loe dimana????kakak gue jahat..Key...dia ninggalin gue....”kata Lala sambil mengeluarkan air matanya lagi. ”Lala.....”panggil ibu Lala dengan lembut. Lala tetap tidak berpaling dari pandangannya. ”Ada Juri dan Erly...sayang...”kata ibu Lala lagi. Lala masih tetap diam membisu. Ibu Lala memandang ke arah Juri, Erly, Evan dan Erik. ”Kalian masuk saja ke dalam kamarnya....mungkin Lala mau bicara sama kalian...”kata ibu Lala sambil meneteskan air matanya dan kemudian berlalu. ”Baik tante....”kata Juri dan Erly. ”La....ini kita La...”kata juri dan Erly mendekati Lala. ”Loe...kenapa???”tanya Juri sambil memandang wajah sahabatnya itu. Lala hanya diam. Erik dan Evan saling berpandangan lalu memasuki kamar Lala. Evan melihat lembaran lembaran foto yang berserakan di lantai. ”Dia pasti kakaknya Lala....”tunjuk Erik pada salah satu lembar foto yang dipegang Evan. Evan menjatuhkan pandangannya ke foto anak laki-laki yang sedang tertawa dengan anak perempuan di sampingnya. ”Trus..ini siapa???”tanya Evan. Erik menggeleng. ”Itu Key....sahabatnya dulu....dia menghilang....padahal Lala selalu mengharapkan kemunculannya setiap hari...”jelas Juri sambil merapikan foto-foto yang berserakan. ”Lala...!!!!!”teriak Erly mengagetkan semua orang yang ada di kamar itu. Lala terlihat pingsan di tangan Erly. ”Tolongin gue...”teriak Erly. “Lala..!!!!”teriak Evan dan Erik hampir bersamaan. Diletakkan Lala di tempat tidur ketika ibu Lala datang memasuki kamar. “Lala…kamu kenapa saying..??”Tanya ibu Lala cemas. “Lala kenapa tante...?”tanya Evan, cepat. ”Kata dokter...dia sedang shock berat....dia mungkin bisa saja tidak kuat menahan cobaan ini untuk kedua kalinya....tapi ibu harap kamu bisa sembuh sayang....”kata ibu Lala sambil menangisi putrinya itu. ”Lala pasti kuat tante...mungkin butuh waktu...”kata Erik sambil merangkul pundak Evan yang tampak terkejut mendengar penjelasan dari ibu Lala. ”Tante...boleh saya menemani Lala untuk hari ini...???”tanya Evan tiba-tiba. Juri, Erly dan Erik tampak kaget mendengar perkataan yang diucapkan Evan. ”Boleh tidak...???”tanya Evan sambil memandang ibu Lala. ”Saya juga tante...besok kan hari minggu...jadi libur sekolahnya...”kata Juri dan Erly hampir bersamaan. Ibu Lala hanya mengangguk sambil tersenyum tipis. ”Terima kasih ya...”ucapnya pelan.
Malam hari yang dingin di rumah Lala...
Juri, Erly dan Erik sudah tertidu pulas di sofa kamar Lala. Evan masih terus membuka matanya, berharap Lala sadar malam ini. ”Tuhan...aku mohon kepadaMu...sembuhkanlah Lala...dia anak yang baik juga lucu...tapi kenapa diberi cobaan seperti ini???”doa Evan sambil menggenggam tangan Lala. Evan terus menatap Lala yang tampak sangat sedih. Perlahan-lahan, mata Lala terbuka. ”Evan....”kata Lala saat melihat Evan tersenyum di sampingnya. ”Hai..Lala....”kata Evan sambil meringis. Lala tersenyum tipis. ”Jelek loe...kalo senyuman loe kayak gitu...”ejek Lala sambil tersenyum tipis. ”Kapan loe mau ke sekolah lagi????anak-anak dah pada kangen tuh....”kata Evan sambil memberikan air putih pada Lala. Lala duduk di tempat tidurnya dan meminum air yang diberikan Evan. ”Kenapa..???loe kangen kan ma gue...ngaku aja...”kata Lala sambil memukul pundak Evan. ”Heh...bukan ya...tuh liat...temen-temen loe....”kata Evan sambil menunjuk ke arah teman-temannya yang tidur pulas. ”Juri...Erly....Erik....”’kata Lala sambil menitikkan air mata. ”La...kalo loe terus menerus memikirkan kesedihan ini...selamanya loe akan berada dalam hal yang menyakitkan ini....loe tidak boleh menanggung hal ini sendirian La...loe kan masih punya temen-temen baik kayak mereka...jika loe mau berbagi maka kesedihan loe lambat laun akan berkurang...”kata Evan sambil memandang bintang dari jendela kamar Lala. Lala menatap Evan, tersenyum. ”Tumben loe ngomongnya kayak gitu....dapat wangsit dari mana loe..???”tanya Lala, heran. ”Hahaha...dari buku lah....hahahaha...”jawab Evan sambil tertawa, mencairkan suasana. Lala tersenyum melihat Evan, ketika tertawa mirip dengan tertawanya Key.

Senin, 07 Februari 2011

Lala VS Evan......(LONG LOVE STORY Part 6)

Hari Jumat adalah hari yang dinantikan para siswa di seluruh SMP Eagle, karena hari ini merupakan hari terakhir masuk sekolah sebelum memasuki libur musim panas yang hampir memakan waktu 1 bulan. Lala terlihat sangat lesu ketika memasuki kelas VIIIB, kelasnya. ”Kenapa dia..???”tanya Juri pada Erly. ”Gak tau...”jawab Erly sambil mengangkat kedua bahunya. Juri mendekati Lala dan memandang ke wajah lesu Lala. ”Kenapa loe La..????”tanya Juri. Lala menengok ke arah Juri lalu menghembuskan nafas beratnya lagi. Evan yang melihat kejadian itu, langsung kembali ingin mengerjai Lala. ”Muka loe cemberut kayak gitu...jadi tambah mirip katak loe....hahahaha...”ejek Evan sambil tertawa keras. Anak-anak lain yang mendengar ejekan Evan langsung tertawa keras. Juri dan Erly yang mendengar ejekan Evan langsung menatap ke Lala, melihat sikap Lala terhadap Evan tadi. ”Hari ini gue lagi males ngomong sama loe....kecoak....”kata Lala sambil berdiri dan menuju luar kelas. Anak-anak seisi kelaspun langsung tertawa mendengar jawaban Lala. ”Apa...???!!!!Dia manggil gue kecoak...???!!!”kaget Evan sambil menahan amarahnya. ”Rasain loe....”kata Juri dan Erly sambil terus tertawa dan mulai menyusul Lala. ”Lala kemana sih????”tanya Erly sambil terus mencari Lala di luar kelas. Juri mencari keberadaan Lala dan menangkap sosok Lala sedang duduk di taman sekolah. Juri dan Erly menghampiri sahabatnya itu. ”Kenapa loe...???”tanya Juri. ”Kakak gue....dia sudah pergi kuliah lagi....”jawab Lala sambil membenamkan mukanya ke telapak tangannya. ”Apa..???!!!!Kak Irwan udah pergi lagi..???Padahal kan gue mau ngajakin dia nonton film bareng...”teriak Juri kaget. ”Ya sudah La.....ntar kan kak Irwan pasti balik lagi kan....????”kata Erly. ”Iya....ya....ntar kan dia juga balik lagi...hehehehe...”jawab Juri, senang. ”Kok jadi gue nenangin loe....padahak kan gue mencoba ngehibur Lala....”kata Erly. Juri hanya tersenyum, meringis. ”Bener kata loe.....ntar kalo dia pulang lagi...gue akan hajar dia....karena udah pergi tanpa pamit sama gue....”kata Lala sambil berdiri dan mengepalkan tangannya. ”Nah...gitu dong....”kata Erly, ceria karena hiburannya sukses. Lala, Juri dan erly berjalan menuju ruang kelasnya. ”Hey.....sudah masuk lagi loe....katak ijo....”ejek Evan. Lala yang mendengar ejekan itu langsung menuju ke tempat duduk Evan, pojok paling belakang. ”Hey juga....kecoak got....”balas Lala sambil berkacak pinggang di depan Evan. ”Wah...perang lagi nih....”ujar Erik yang duduk di sebelah Evan. Evan memandang Erik. ”Mending gue pergi aja deh....”kata Erik sambil mencari bangku yang kosong di depan. ”Baru nyari nyamuk loe....blum makan ya..????Gimana nyamuk di taman sana, enak-enak..???”ejek Evan yang kini sudash berdiri. Lala dan Evan berhadapan dengan memasang muka permusuhan, seperti yang sudah sering mereka lakukan. Lala menciumi arah Evan. ”Loe belum mandi ya....???”tanya Lala tiba-tiba sambil menutup hidung. ”Eh..jangan menghina ya.....”jawab Evan, keras. ”Tapi kok bau sih...”kata Lala sambil terus menutup hidungnya. Evan mulai menciumi bajunya dan tangannya. ”Oya...gue lupa...loe kan kecoak...jadi wajar dong....kalo loe bau got.....hahahahaha....”kata Lala sambil memukul jidatnya. Seisi kelas tertawa keras mendengar ejekan Lala. ”Loe.....”Evan mulai marah dan membanting bukunya. ”Apa..???!!!!Apa loe...???!!!!”teriak Lala dan mulai menggebrak meja Evan. ”Guru udah datang......”teriak Noel, sang ketua kelas. Semua anak langsung menuju tempat duduknya masing-masing, termasuk Lala dan Evan. ”Pagi anak-anak.....”sapa pak Ito, guru Matematika. ”Pagi pak....”jawab seisi kelas, kompak. ”Oke...sekarang dimulai pelajaran kita...”kata pak ito, sambil membuka bukunya. Pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang paling membosankan bagi anak-anak kelas VIIIB ini, hampir setiap menit ada anak yang minta ijin pergi ke toilet sekedar mencuci muka untuk menghilangkan rasa kantuk. Evan yang sudah mulai mengantukpun akhirnya minta ijin ke toilet. ”Ya silahkan....”kata pak Iti, menyetujui ijin Evan. Evan berjalan menuju ke luar kelas dan ketika melewati meja Lala, dia membisikkan sesuatu pada Lala. ”Katak Ijo....”bisiknya dan langsung berlari keluar. Lala marah dan langsung berdiri. ”Dasar kecoak got.....”teriak Lala. Seisi kelaspun tertawa keras, begitu pula dengan Evan yang masih mendengar teriakan Lala. ”Lala....siapa itu kecoak got...????”tanya pak Ito, marah. Lala hanya tersenyum tipis ke arah pak Ito dan duduk kembali. ”Tidak pak....bukan siapa-siapa...”kata Lala pelan. ”ya Sudah...kita lanjutkan pelajaran. ”kata pak Ito. Tiba-tiba pak Hari, kepala sekolah memasuki kelas dan menemui pak Ito. Nak-anak seisi kelas mulai gaduh. ”Lala...kamu ikut saya....”kata pak Hari. ”Jangan-jangan pak Hari denger ledekan gue tadi....”gumam Lala takut. ”Lala....”kata pak Hari mengagetkan lamunan Lala. ”Iya...pak....”jawab Lala sambil mengikuti pak Hari. Seisi kelas mulai gaduh dan ribut. ”Sudah jangan ribut....”teriak pak Ito, semua anak langsung diam.

penulis

penulis

Halloooo.....

Foto saya
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
You can add me on fb ; Sung Anggie Hyolic or send to my email : My_stories54@yahoo.co.id Selamat menikmati blog pribadiku.... Gamsahamnida...