Annyeong Haseyo.....Welcome To My World......

LOVELY....WITH YOUR HEART AND YOUR LOVE....

Selasa, 29 Mei 2012

Fakta Boram T-ARA (RamBo UnniE)




Annyeong...Unnieku yang satu ini emang imut banget ya….(Unnie..Unnie…I want to hug you…hehehe). Sebagai yang paling tua di grup idola T-ARA, tentu tidak menjadikannya sebagai seseorang yang paling sempurna bukan??Malah ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui tentang Unnieku yang satu ini, ini dia Fakta-fakta Boram Unnie….
1.     Boram pernah merilis album solo dan single sebelum debut bersama T-ARA lho, nanti videonya gue cariin deh di YouTube dan akan gue share next time, okey..
2.    Dia sangat pemalu ketika di depan kamera ketika pertama debut dengan T-ARA (lho bukannya Unnie pernah buat single sebelumnya??), mungkin karena ini pertama buat dia tampil dengan orang lain sebagai satu kesatuan, begitu kali ya alasannya (tebak-tebak berhadiah..hehehehe).
3.    Unnie memiliki orang tua yang terkenal lho di Korea, ayahnya merupakan penyanyi terkenal, Jeon Yong Ryuk sementara ibunya merupakan aktris terkenal di Korea, Lee Mi Young (ckckckckc..jadi bakatnya merupakan keturunan dunk).
4.    Nama Boram yang diumumkan pertama kali yang akan menggantikan posisi Jiwon dan Jiae, anggota T-ARA sebelum debut.
5.    Ayahnya pernah meminta kepada Boram Unnie uantuk tidak memakai pakaian seksi pada saat debut (sekarang gak apa-apa dong Dad??hehehehe)
6.    Ayahnya juga menginginkan agar Boram Unnie menjadi artis solo saja (kayaknya Unnie lebih cocok jadi Boramnya T-ARA deh)
7.    Sebelum bergabung dengan T-ARA, dulunya Boram Unnie sudah berprofesi sebagai aktris lho…
8.    Salah satu band favorit Boram Unnie adalah A&F (band apa ya??gak pernah denger tuh…hehehehe)
9.    Warna favoritnya adalah kuning
10. Ternyata Boram Unnie adalah teman sekampus dengan Qri T-ARA lho, di Myungji University
11.  Boram Unnie ternyata mendukung ibunya yang telah bercerai dengan ayahnya, untuk menikah lagi (anak yang baik ya…)
12. Boram Unnie mendapat julukan ratu makan di T-ARA, soalnya makannya Unnie banyak sekali dan sering banget ngemil pada setiap ada kesempatan..ckckckck (tapi badannya tetap bagus ya…beda ma gue, sekali makan banyak langsung naik 5 kg..huhuhuhuhu…)
13. Boram Unnie juga pernah menjabat sebagai leader setelah Eunjung (2010-2011)

Bonus Pic Boram Unnie...





 

Fakta Jiyeon T-ARA (Maknae Jiyeon)

Annyeong….sekarang waktunya untuk membagi-bagikan fakta-fakta tentang The Face of T-ARA….Jiyeon!!!!Silakan menbaca….
  1. First kissnya dengan Yoo Seung Hoo di MV Lies, wah gak sama pacarnya ya…hahahahaha…
  2. Sebelum debut dengan T-ARA, Jiyeon merupakan seorang model lho, pantas saja badannya bagus..
  3. Jiyeong paling suka dengan kegiatan memasak dan olahraga, dan olahraga yang paling dikuasainya adalah Taekwondo dan Jiyeong sudah mendapatkan sabuk hitam, itu artinya dia sudah berada di tingkat tertinggi lho (seperti Eunjung T-ARA)
  4. Jiyeon pernah bermain di sebuah drama berjudul Soul a.k.a Hon bersama Boram Unnie.
  5. Jiyeon pernah tergores lehernya ketika sedang bermain di film horror Death Bell 2
  6. Jiyeon pernah kabur dari rumah dan kemudian kembali lagi ke rumah setelah diberitahu sng ibu bahwa kakaknya juga kabur dari rumah, ckckckckc…kakak adik yang aneh yang suka maen kabur-kaburan aja..
  7. Onew pernah memberikan bunga pada Jiyeon pada suatu acara televise lho…hayo ada apa ya???
  8. Jiyeon memiliki wajah yang mirip dengan aktris Kim Tae Hee dan ada anti fans yang tidak menyukainya karena wajahnya itu..(ada-ada saja orang Korea)
  9. Jiyeon ingin menikah dengan Eunjung....(Lhooo!!!),,,,jika Eunjung adalah laki-laki…(hahahahaha…)
  10. Kata Soyeon, Jiyeon suka mencuri barang-barang milik member T-ARA lain, tapi Jiyeon bilang kalau dia hanya melihat-lihat saja bukan mencurinya…walah-walah, ada aja alasannya ya....hahahaha
  11. Di acara T-aradot.com, semua member T-ARA menjual barang-barang bekas mereka, dan Jiyeon tidak menjual barang bekas miliknya, melainkan mencuri baju Eunjung dan jepit Qri untuk dijualnya (Wah...dasar anak ini....hahahahaha...pengin gue jitaki beneran...hehehehehe)
  12. Jiyeon pernah bilang bahwa Hyomin mukanya jutek pas pertama kali bertemu dan dia merasa serem dan takut dengan Hyomin (emang sih, muka Hyomin agak-agak galak gitu...hehehehe)
  13. Jiyeon mendapat peringkat pertama dalam kategori artis tercantik di sebuah situs internet yang dinilai oleh banyak orang di Korea Selatan...Chukkae...Jiyeon ah. 
 Boinus pic Jiyeon T-ARA......





 

RASA CINTAKU YANG PERTAMA

Aku memang orang yang tak mudah jatuh cinta. Pacaran bagiku hanya sebagai status, agar tak diolok teman-temanku karena tidak laku. Dalam menjalani hubungan tidak ada rasa itu, rasa cinta yang sering dijadikan alasan bagi manusia untuk melakukan hal yang tak wajar. Akan tetapi, akhirnya aku merasakan rasa itu, rasa aneh yang memang tak masuk di akal. Aku mencintai seseorang yang tentunya bagiku special, tapi tidak dari pandangan pertama. Kejadian itu terjadi ketika aku mengikuti kegiatan dari kampus di mana aku kuliah setiap hari. Aku harus hidup di dalam kehidupan masyarakat yang sebenarnya selama 30 hari. Tidak hanya itu, aku juga harus bisa bekerja sama dengan teman satu kelompokku yang terdiri dari 8 orang. Aku, Kiara, Santi, Intan, Indah, Kenny, Dedy dan Juno, itulah nama anggota kelompokku.
Hari pertama berjalan biasa saja. Kami selalu bekerja sama dalam menjalankan tugas. Aku anggap semua biasa saja. Aku berteman sama semuanya. Terutama dengan Kiara dan Santi karena mereka teman sekamarku. Dan juga ada satu cowok yang dari pertama bertemu langsung lebih akrab denganku daripada yang lainnya. Dia adalah Juno, anak yang aneh bagiku karena dia selalu sibuk dengan laptopnya di kamar. Ya,walaupun tak beda jauh denganku yang juga sibuk dengan duniaku sendiri sehingga kadang lupa untuk ikut kumpul untuk bercengkrama. “ Angel…sini ikut ngobrol sama kita. Ini Indah masak mie goring, makanan kesukaanmu kan??”bujuk Santi dari luar kamar. “ Enggak…makasih…”aku menggeleng dan tersenyum kearah Santi. “Kamu tuh mirip Juno. Seneng banget di kamar. Emang gak bosen apa??”teriak Kenny. “Enggak lah…kan lagi sibuk..”jawab Juno santai. “Wah..kalian cocok…jodoh kali..”teriak Dedy mengejekku dan Juno. Aku hanya tersenyum geli mendengarnya, gak mungkinlah aku suka Juno. Rasa itu tidak pernah ada kok. “Wah…Dedy..kalo aku sama Angel..kamu cemburu ya??”ledek Juno. Semua orang terus mengolok Dedy kalau dia cemburu sama Juno. Dedy hanya bisa diam seribu basa.
Hujan deras mengguyur kota ini hingga malam hari. Aku terpaku di depan laptop mendengarkan musik sambil ditemani Kiara dan Santi. “Halo…ni mie ayamnya udah datang???”teriak Kenny dari luar. Dalam sekejap semua anak berkumpul di ruang makan. “Wah…mana mie ku Ken??”teriak Santi. Kenny memberikan satu bungkus mie ayam sama Santi. “Kenny…sambalnya mana??”teriak Intan sambil sibuk mengobrak-abrik plastic bungkus mie ayam. “Cari aja ndiri..aku mau ke toilet..”kata Kenny langsung menuju toilet. “Dasar…gak nyariin sambalnya..malah kabur…”kata Intan kesal. “Nie…sambalnya.”kutemukan sambal di salah satu plastic dan kuberikan pada Intan. “Thank u..”kata Intan. “Ur welcome..”. aku memakan mie ku sambil duduk di taman belakang. Ditemani dengan suara gemericik air hujan. Tiba = tiba Juno mengagetkanku dari belakang. “Hayo…sendirian aja…masuk ke dalam sana…”kata juno sambil duduk di sebelahku. Aku hanya menggeleng. “kamu mau mie…Jun???”tawarku. “Ya…bolehlah…tapi suapin..”rengek Juno. Aku tanpa banyak kata langsung menyuapinya. “Enak..?”tanyaku. “Ya..lumayanlah..”kata Juno. Akhirnya aku dan Juno makan mie ayam bersama sambil mengobrol seru.
Pada suatu malam, Kiara dan Santi sudah terlelap tidur. Aku masih berada di depan laptop, kudengar percakapan di ruang keluarga. “Juno…beneran kamu suka Kiara??”Tanya Indah lirih. “Lho…tak kirain kamu suka ma Angel…kan kamu ma dia dekat banget..”kata Dedy agak keras. “Hust…jangan keras – keras bego…ntar kalo dia denger gimana??”omel Juno. “Ow…jadi Juno suka sama Kiara???”gumamku sambil tersenyum dan mungkin itulah senyumanku terakhir kali ketika nama Juno dan Kiara disebut.
Pada suatu pagi, Kiara mendadak sakit. Orang – orang menyuruh Juno untuk menemani Kiara. “Juno…temani dia dong…”ledek Intan. Juno hanya tertawa dan menemui Kiara. Sejak saat itu, aku merasa ada yang aneh dalam diriku. Hal yang tak wajar menyerang pikiranku. “Apakah Juno serius dengan Kiara??Apa benar dia mencintai Kiara???”tanyaku dalam hati. Setiap malam tak hentinya aku memikirkan Juno dan Kiara. Aku tak tahu rasa apakah itu. Akan tetapi, setelah berapa lama kemudian barulah aku menyadari, aku telah kehilangan sesuatu yang tak kuduga telah menjadi bagian dariku yang sangat penting, dan kini aku diliputi perasaan cemburu.
Minggu terakhir di lokasi tugas, kami pergi ke tempat hiburan terdekat untuk melepaskan penat selama melakukan tugas. “Angel…kamu setuju gak kalo Juno menembak Kiara sekarang…??”Tanya Indah. Aku terhenyak dan kaget. “Apa???Nembak??”tanyaku tak percaya. “Jangan keras-keras bego…iya..nembak…kenapa kamu cemburu???”Tanya Indah. “Ngapain cemburu???aku bukan pacar Juno kok…iya, aku setuju…apalagi mereka pasangan yang cocok kok…”kataku sambil tersenyum tipis. Akan tetapi hatiku menangis keras. Hari itu, waktu berlalu dengan sangat lambat. Satu detik terasa satu tahun olehku. Apalagi aku harus melihat Juno berusaha mendekati Kiara dan mencoba memikat hatinya. Aku menggigit bibir, menahan perihnya hatiku seperih terisi pisau tajam. “Kenapa begini….rasa cinta pertamaku sepahit empedu..”batinku.
Sekarang aku sudah kembali lagi ke kehidupan yang sebenarnya, aku telah kembali dari tugas itu dan kini menjalani rutinitasku sebagai seorang mahasiswa. Tak kuketahui bagaimana akhir dari cerita cinta Juno dan Kiara. Aku sudah bisa mengobati rasa sakit itu dengan terus berusaha melupakan Juno dari pandanganku dan pikiranku. Semua foto yang ada sosok Juno selalu kuhapus dari laptopku. Nomor hapeku pun sudah kuganti dengan yang baru, dan tak ada satupun dari kelompok tugasku yang lalu yang kuberitahu mengenai nomorku yang baru. Aku mulai menata kehidupanku kembali dan mulai mencari mangsa untuk dijadikan pengubah statusku agar tidak jomblo lagi.
Pada waktu makan siang di kantin. “Gila loe ya…loe mau nyari mangsa lagi???”teriak Stephie sahabatku. “Angel…loe gak kasian sama mereka yang bener-bener suka sama kamu…trus kamu putusin gitu aja tanpa sebab yang jelas…kasian mereka kan???”nasehat Bertha. Aku hanya menatap ke langit dengan tatapan kosong. “Eh…jangan hanya karena cinta loe gak kesampaian..trus loe mau maen dengan perasaan orang lain???itu juga akan menyakitkan bagi orang tersebut Angel….”kata Bertha lagi. “Eh..loe inget gak…sama si Eko ceking itu…”Tanya Stephie padaku. Aku menatap Stephie. “Dia hampir mati gara-gara loe putusin dia…dia hampir bunuh diri…itu akibat ulahmu..tau gak??”kata Stephie. Aku tiba-tiba teringat dengan Eko, mantan pacarku yang sangat kurus tapi hatinya sangat baik, dan kupacari untuk maen – maen dan tidak ada rasa sedikitpun tentang dia. Dan aku putus dengannya karena aku sudah bosan dengan dia. Dan tanpa aku sadari ternyata dia begitu mencintaiku sampai dia tega mau bunuh diri…gara – gara aku. Tapi sekarang, posisikulah yang seperti dia, mencintai orang yang tak mencintaiku. Ternyata sakitnya luar biasa dan aku pengin teriak sekencang-kencangnya. Tanpasadar, air matakupun menetes perlahan kemudian dalam hitungan detik aku menangis tersedu-sedu. “Heh…cup..cup..cup…jangan menangis. Stephie..jangan keras-keras gitu dong…Angel jadi sedih nih..”kata Bertha sambil memelukku. “Ops…sorry my Angel….jangan nangis dong???”kata Stephie sambil mengambilkan tisu untukku.
Tiga bulan berlalu, dan aku tidak pernah bertemu dengan Juno, Kiara dan yang lainnya. Aku mulai menjalani rutinitasku sebagai mahasiswa dengan normal kembali. Aku mulai disibukkan dengan berbagai tugas. Setiap hari, kuhabiskan sebagian waktuku di depan laptop untuk membuat tugas dan tugas. Setiap hari, aku juga disibukkan dengan kuliah yang telah mengalami pemadatan jadwal karena sebentar lagi akan ujian akhir semester. “Angel…tugas papermu dah dikumpulin????”Tanya Bertha sambil terengah-engah. “Belum….kan jam satu kan???”kataku sambil memberikan Bertha minumanku. “dikumpulin sekarang kok…tadi gue baru saja dari kantor mau mencari Stephie yang lagi bimbingan…eh ..ketemu pak yanto dan tugasnya dikumpulin sekarang karena beliau ada rapat dekan…”kkata Bertha. “Apa???waduh…aku harus cepet-cepet nie…”kataku sambil mencari paperku dalam tas. “Ini dia…aku ke atas dulu ya???tolong jagain laptopku…”kataku sambil beranjak pergi menuju kantor. Aklu berjalan setengah berlari, tiba-tiba aku tertabrak sesuatu dan jatuh terduduk. “Aduh…”teriakku spontan. “Eh..maaf…kamu gak apa-apa kan??”Tanya seseorang diatasku. Aku berdiri dan membersihkan celanaku yang kotor akibat terjatuh tadi. “Maafkan aku…aku tak sengaja…”kata orang it lagi. “gak apa-apa kok…cuman…”kata-kataku terhenti ketika aku melihat wajahnya dan ternyata Juno ada dihadapanku. “Ow…kamu Angel…akhirnya ketemu lagi ya???udah lama tidak ketemu…”kata Juno sambil tersenyum. Aku hanya mengangguk. Ya Tuhan, kenapa dia ada dihadapanku kembali, kenapa kau pertemukan aku dengan dia. Apakah Kau masih ingin menghukumku karena kelakuanku selama ini??gumamku dalam hati. “Hey…kok melamun..”kata Juno. “Oh..aku harus ke kantor dulu mau nganterin tugas paperku.”kataku. “Okey…aku anter ya??”tawar Juno. Aku hanya mengangguk pelan.
Makan siang di kantin, tapi kali ini tidak dengan Stephie karena dia lagi sibuk ngurusin bimbingannya. Sementara Bertha dia harus pulang karena ayahnya akan pulang dari Amerika. Akan tetapi, sekarang aku ditemani dengan Juno. Sekarang dia dihadapanku dengan terus tersenyum. “Gimana kabarmu??”Tanya Juno memecah kesunyian. “Baik..”jawabku singkat. Pesanan mie kami pun datang, dan kami pun makan tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Selesai makan, Juno terus memandangiku. “Oya, gimana kabar Kiara…kamu udah jadian???”tanyaku sambil sibuk mencari es batu dalam minumanku. “Dia baik…dan…aku…tidak..jadian..”kata juno pelan. “Kenapa…kan kamu suka sama dia…”tanyaku lagi dan kali ini aku menatap wajah Juno. “Karena…yang aku cintai bukan dia…rasa sukaku padanya sekedar rasa suka sesaat….”kata Juno lagi. Aku mendengarkan dia seksama. “Angel…ternyata yang aku sukai selama ini adalah kamu…aku tak bisa melupakanmu…setiap malam aku selalu memimpikanmu…ternyata yang kucintai hanyalah kamu…”kata Juno sambil menatap mataku. Aku hanya bisa tersenyum dalam tangis bahagiaku. Mengangis karena terharu dan bahagia karena Juno merasakan apa yang kurasakan. “Angel….kok nangis…”Tanya Juno khawatir. Aku hanya tersenyum sambil mengusap air mataku yang tak henti-hentinya mengalir. Ternyata rasa yang tak wajar ini, rasa aneh ini, rasa cinta ini sangat membingingkan, sampai-sampai diriku sendiripun bingung mau menangis atau tertawa. Akan tetapi, ternyata rasa cinta jika terbalas rasa yang sama menjadi surga dunia yang sangat indah. Terima kasih cinta. 

******The End******

CINTA PERTAMA DAN SELAMANYA


“Halo….iya ma…bentar lagi juga nyampe rumah kok…ni lagi naik bis…”kataku sambil sedikit mengeraskan volume suaraku karena keadaan sekitarku yang bener-bener gaduh banget. Aku Karen Aurelita Kamandika, seorang gadis berumur 24 tahun yang baru saja menyelesaikan studi S1 arsitek dan sekarang berencana ingin kembali menjadi penghuni kamarku yang tentu saja lebih besar daripada kamar kosku. “Apa ma???naik taksi???kan mahal mama…..lagian aku sudah biasa naik bis kok….”jelasku pada mama yang terus mengomeliku karena aku memilih naik bis daripada dijemput pak Jono, sopir pribadi mamaku atau naik taksi. “Halo ma…mama…sinyal jelek ma….halo…”kumatikan hapeku daripada terus mendengar omelan khas mamaku yang super duper bawel. Kulihat keluar jendela bis, kuhirup udara luar bis seolah udara ini adalah udara yang paling segar, padahal sudah diketahui banyak orang bahwa udara di kota ini sudah sangat kotor dan mungkin beracun. Kupeluk erat tas yang ada di pangkuanku, tak sabar aku pulang ke rumah.
“Assalamualaikum ma….”salamku pada mama yang ternyata sudah berdiri di depan pintu gerbang. Kucium tangan mama dan kupeluk mamaku yang tersayang. “Kenapa mama ada di depan???ntar kalo masuk angin gimana???”protesku pada mama. “Lha kamu pake acara matiin hape segala….mama kan khawatir kamu kenapa-napa???”mama memandangiku penuh dengan kekhawatiran. Aku jadi merasa bersalah pada mama. Kupeluk mama erat,”Maafkan Karen ya ma????”. Aku jadi merasa sangat berdosa telah memberikan beban tambahan kepada mama, padahal bebannya sudah terlalu banyak karena kehidupan yang harus dilaluinya ini.

Makan malam..
“Makan yang banyak sayang,,,soalnya kamu keliatan kurus banget….gak pernah makan ya di sana…???”tanya mama sambil mengambilkan nasi goring hati kesukaanku, yang jumlahnya terlalu banyak. “ Sudah mama…cukup….”kataku sambil mengambil piringku dari tangan mama. “Oya….ada undangan tuh dari Rian…”kata mama. “ Undangan apa ma???Rian mau disunat lagi????Pengin dapet duit banyak lagi…kayak dulu…”kataku sambil sedikit tertawa. “Eh..anak gadis gak boleh makan sambil tertawa kayak gitu…ntar sulit jodoh lho..”kata mama. “Ada-ada saja mama ini….emang undangan apa???”tanyaku pada mama. “Ntar sehabis makan kamu liat sendiri aja…”kata mama pendek lalu melanjutkan makannya lagi. Aku juga sama, kulanjutkan makanku tanpa sepatah katapun karena dalam benakku yang ada hanyalah Rian, sahabatku sejak sama-sama masih dalam kandungan….he…enggak ding….kita sahabatan dari TK sampe mungkin sekarang…tapi itu hanya mungkin.
Hah....Menikah!!!???
Malam ini aku gak bisa tidur sama sekali, kucoba berulang kali tetap saja mataku tidak mau terpejam. Semua cara telah aku lakukan supaya aku bisa tidur, dari mengganti posisi tidur sampe posisi bantal, dari cara menghitung domba sampai menghitung anak tetangga. Semuanya telah aku lakukan tapi tetap saja tidak bisa. “Aaarrrggghhh….kenapa sih….kenapa gue gak bisa tidur…”omelku pada diriku sendiri. Kulihat secarik kertas undangan di meja belajarku. “ Semua gara-gara itu sih…??”, sekarang kertas undangan yang ku omelin. Kertas itu kuambil dan kubaca ’…akan menikah Andrian Manunggal Putra dengan Dewi Kartika Lestari….’ lalu kertas itu kuletakkan lagi. Aku merasa tak sanggup lagi. ” Kenapa semua ini harus terjadi…”tanyaku pada diriku sendiri.
Keesokan harinya yang merupakan hari yang paling panas menurutku, sehingga aku penantianku, semua kesabaranku, semua harapanku, dan semua kerja kerasku agar aku bisa cepat lulus S1 ternyata sia-sia. “Kenapa ini hanya mengenakan celana pendek dan tank top saja tapi aku juga memakai cardigan karena aku akan mengunjungi rumah orang lain, dimana aku harus menjaga kesopananku. “Assalamualaikum…”salamku pada pembantu yang sedang sibuk membersihkan taman. “Waalaikum salam….mau ketemu sama siapa neng….???” tanya pembantu itu ramah. “Hmmm…Rian ada bi??”tanyaku agak ragu. “Oh..temennya den Rian ya???Den Riannya ada kok…silahkan masuk…”kata pembantu itu sambil mempersilahkan aku masuk dan sekali lagi dengan sanga ramah. “Makasih ya bi..”kataku sambil duduk di teras depan tentunya setelah dipersilahkan duduk. “Minum apa neng???” tanya pembantu itu masih dengan keramahannya. “Tidak usah…makasih…”kataku sambil berusaha bersikap ramah juga. “Baiklah kalo begitu…saya permisi dulu neng….saya panggilkan den Rian…permisi..” ucap pembantu itu sambil pergi. “Busyet…masih ada juga pembantu yang seperti dia….menyenangkan sekali…”gumamku. Aku melihat sekeliling teras dan ternyata tidak ada yang berubah. Tatanannya masih sama seperti dulu, bunga-bunganya, bentuk tamannya, masih sama dengan yang dulu 5 tahun lalu ketika aku kesini berpamitan untuk melanjutkan studiku di luar negeri. “Emang orang di rumah ini gak bosen apa…gak pernah diganti sama sekali…tingkat seninya gak ada sama sekali…”kritikku. “ Iya…semenjak gak ad aloe…di sini gak ada yang ngatur-ngatur lagi….ya beginilah..” tiba-tiba suara seseorang mengagetkanku dari belakang. Aku menengok kea rah suara itu. Kutemukan sesosok yang hampir 5 tahun ini pingin kutemui. “Rian….”kataku tersendat. Seperti kerongkonanku kemasukan kelereng sepupuku. “Hai….Karen…ternyata loe masih inget ya ma gue…”katanya sambil tersenyum manis. “Ya tentu saja masih ingat…kaena selama ini yang kutuju cumin di sini…”gumamku tanpa bisa mengucap sepatah katapun dari mulutku yang biasanya bawel seperti mamaku.
Sekarang aku dan Rian duduk berhadapan, jarak antara kita yang biasanya beratus ratus kilometer sekarang hanya setengah meter, tapi kami tak bisa berkata sepatah katapun. Kami saling membisu. Akhirnya kuberanikan diri untuk memulai pembicaraan. “Hhhmmm…Rian…ada yang mau gue tanyain sama loe…”kataku sedikit berhati-hati. “ya…”kata Rian dengan nada sedih. “ Beneran nih loe mau nikah???”tanyaku pelan tapi pasti. Rian mengangguk. “Syukurlah…kalo akhirnya loe nemuin jodoh loe…”kataku berusaha tegar dihadapannya padahal hatiku sudah menangis tersedu-sedu dan air mata hatiku sudah seember mungkin. “Kapan pestanya..?”kucoba bertanya lagi. “Bulan depan..”kata Rian lirih. “Ow…sebentar lagi ya….”kataku yang kini mulai garing. Waktu terus berlalu dengan diam kami berdua. Akhirnya kami berdua tenggelam dalam waktu yang terus merangkak sementara kami hanya duduk membisu dan tertunduk. “Aku pulang dulu ya….udah sore…”kataku sambil beranjak meningalkan kursiku yang sudah terasa panas. “Kenapa loe gak pernah pulang Karen….!!!”teriak Rian tiba-tiba. Aku tersentak kemudian memandang wajahnya yang ternyata diliuti kesedihan yang maendalam. “Kenapa loe gak pernah tengokin gue…kenapa???gue piker loe udah gak nganggep gue sahabat loe lagi…gue piker loe lebih memili tinggal di sana….Karen…kenapa??”tanyanya. “Padahal gue disini butuh loe….gue selalu nunggu loe pulang dari sana…”kata Rian di dalam isaknya. Aku juga terlarut dalam kesedihan yang dialaminya. Ternyata apa yang kurasakan juga dirasakan olehnya. “Maafin gue Rian…maaf….disana gue juga harus menhghadapi cobaan dan hari-hari yang sabgat berat tanpa loe….tapi gue harus belajar…semuanya demi kebahagiaan nyokap gue Rian…maafkan gue…telah ngesampingkan loe….”kataku sambil menitikkan air mata. “Gue sayang loe..Karen..”kata Rian sambil memelukku. Aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya, karena yang kutahu Rian takkan mungkin jadi Rianku lagi. “Kita kabur aja, berdua…gimana???”ajak Rian sambil memandang mataku. “Gak bisa…gue gak bisa lakuin itu…”kataku sambil memalingkan pandangannya. “ Kenapa…”tanyanya dengan nada agak keras. “ Loe sudah menjadi milik orang lain Rian…gak mungkin loe ninggalin gadis itu…gadis itu pasti akan malu…loe gak kasihan…???”tanyaku. “Peduli amat ma dia…dia cewek pilihan papa…bukan pilihan hati gue…pilihan gue cumin loe…”kata Rian. Rian kemudian menarik tanganku menuju ke luar rumah. “ Maaf Rian…gue gak bisa…gue gak bisa ninggalin nyokap gue….dia sendirian di rumah…dia butuh gue….”kataku memberikan alas an. “Emang gue gak butuh loe…gue lebig butuh loe…”kata Rian keras. “Gak bisa….gak…gue gak mau menjadi wanita pengahancur harapan dan impian wanita lain seperti wanita jalang yang elah merebut papa dari mamaku…gue gak mau menjadi seperti itu…gak mau…”teriakku smbil meninggalkan Rian. “Terserah loe Karen…gue gak pernah menjadi milik siapapun selain menjadi milik mu….tak akan pernah…gue janji itu….”teriak Rian. Aku melihanya sekali sebelum aku keluar dari pintu gerbangnya. “Maafkan aku Rian…maaf…semua sudah terlambat untukku mendapatkan kamu…”kataku dalam hati.

Pesta pernikahan
Akhirnya aku datang juga ke pernikahan Rian, setelah semua alasan kupakai buat membuat mama tidak memaksaku untuk pergi ke pesta ini. Tapi apa daya, ternyata mama lebih cerdik daripada aku. Akhirnya aku disini, bersama mama. “Hey…jeng Stephie….dah lama gak ketemu ya???”sapa tante Lia, mama Rian akrab. “Iya…maklumlah bu..banyak kerjaan..”mama memberikan alas an. “Oh..iya..ya..sekaag jeng kan single parents, jadi ya segalanya di urus sendiri ya???”kata tante Lia lagi. mama hanya bisa tersenyum tipis. “Ini…ini..jangan-jangan Karen ya???”Tanya tante Lia sambil menari lenganku. “Iya tante…saya Karen..”kataku sambil berusaha tersenyum walaupun tanganku tersasa sangat sakit karena cengkeraman tante Lia hamper seperti harimau. “Kamu tambah cantik aja….seharusnya Rian sama kamu aja ya…tante pasti tambah seneng deh…”ujar tante Lia. Aku hanya bisa tersenyum tipis, mungkin lebih tipis dari senyuman tipis mamaku tadi. ”Tapi kan sekarang Rian dapat yang cantik juga tante...”ujarku seraya berusaha melepaskan tanganku dari cengkeraman tante Lia. ”Dewi memang cantik, baik lagi, tapi tante merasa kurang srek aja ma dia....tapi kalo kamu...tante pasti langsung 100% setuju...”kata tante Lia sambil menatapku. Aku kaget ketika melihat mata tante Lia yang begitu sayu dan menyimpan kepedihan. ”Oy, mungkin kamu mau menemui Rian dulu sebelum dia menjadi milik Dewi Karen....dia ada di ruang tengah...kamu kesana aja ya...ayo jeng..kita kumpul sama ibu-ibu yang lain...”kata tante Lia sambil menyeret mamaku sebelum aku berujar sepatah katapun. Aku menghela nafas dalam dan dalam. ”Apa boleh buat...inilah kenyataannya...”ujarku seraya beranjak menuju ke ruang tengah.
Di ruang tengah, kulihat sosok yang paling kukenal dalam hidupku sedang duduk bersimpu kedua tangannya. Aku berusaha menghapus kesedihanku agar tidak tampak cengeng dihadapannya. ”hai Rian...murung aja loe...padahal kan ini hari yang paling bersejarah buat loe...”sapaku sambil merangkul pundaknya. Tapi tiba-tiba Rian memelukku dengan sangat erat. ”Kenapa semuanya berakhir seperti ini???padahal gue pengin selalu berada di dekat loe...selamanya...”katanya sambil terus memelukku. ”Hey...kenapa loe ngomong kayak gitu sih...loe itu mau menikah...bukan mau meninggal...dasar bego...”kataku sedikit bercanda untuk mancairkan suasana menjadi lebih rileks dan santai. Rian melepaskan pelukannya dan dia memandangku. Aku menatap matanya dan aku merasa ada perasaan yang tiba-tiba muncul yang akan membuatku sedih selamanya, ”mungkinkah perasaan sedih karena akan ditinggal kekasihnya untuk menikahi orang lain???”batinku. ”apakah loe mencintai gue???”tanya rian serius. ”Apa-apaan sih loe...jangan bercanda deh...”ledekku sambil menjitak kepala Rian. ”Gue serius Karen...gue pengin jawaban dari loe sekarang juga....”kata Rian sambil memegang pundakku. Aku hanya bisa tertunduk di hadapan Rian. Aku mengangguk lemah. ”Iya..gue juga cinta sama loe. Lima tahun gue di Inggris, merupakan waktu yang paling menyiksakan bagi gue...karena gue gak bisa ketemu ma loe...dan acara ini juga acara yang paling menyakitkan bagi hati gue...karena gue akan menjadi saksi pernikahan orang yang gue sayangi dengan orang lain....makanya....gue..”tangisku pun akhirnya meledak sudah. Kusandarkan kepalaku pada bahu Rian. ” gue seneng banger bisa denger itu dari loe sendiri..Karen...gue bahagia banget...”ujar Rian sambil tersenyum senang seperti mendapatkan undian berhadiah. Aku mendapati wajah Rian yang sudah pucat pasi, lalu tiba-tiba dia jatuh dari pelukanku ke lantai. Kupandangi Rian yang kini tertidur di lantai dengan darah mengucur deras dari nadi tangan kirinya. ”Riannnn...!!!!!”teriakku sekencang-kencangnya.

Pemakaman..
”Rian...Rian....”teriakku sambil terus menangisi proses pemakaman Rian. ”Sudahlah Karen...relakanlah kepergian Rian....biar jalan nya diberi cahaya...”kata mama sambil terus memelukku. Setelah pemakaman selesai, tante Lia mendekatiku yang masih tertunduk melihat gundukan merah yang dipenuhi bunga-bunga berwarna=warni. ”Karen....tante cuman mau ngasih tahu sesuatu sama kamu....Rian pernah bilang sama tante, dia tidak akan pernah mau menikah selain sama kamu...dia menuggu kamu waktu kamu lagi kuliah di luar negeri...setiap hari berharap kamu pulang dan mengajak dia bermain dan bercanda lagi...bahkan dia sampai tidak pernah pacaran sama gadis manapun hanya karena menunggu kamu...tapi kehendak berkata lain..usaha papa Rian terlilit hutang...untuk menebusnya, papa Rian harus menikahkan Rian dengan anak yang menghutangi uang pada om. ”kata Tante Lia pada Karen. Aku memandang ke wajah tante Lia yang sangat sayu dan sedih. ”Rian selalu saja menolak jika harus bertemu sama si Dewi....dan pada puncaknya, Rian menolak mentah-mentah Dewi dan terjadilah keributan yang besar.. akan tetapi papa Dewi memberikan tawaran untuk Rian, jika dalam waktu seminggu Rian mendapatkan pacar maka Rian bisa melepaskan Dewi, tapi jika tidak...dia mau tak mau harus manikah dengan Dewi...Rian menyanggupinya, akan tetapi...”cerita tante Lia. ”Rian menunggu Karen...dan Karen gak pernah datang....ya kan??”kata karen sambil menangis. ”Semua ini salah Karen tante...seandainya Karen pulang lebih awal...mungkin Rian masih hidup tante..”sesal Karen. ” Sudahlah sayang....mati dan hidup seseorang ada di tangan Tuhan kan???kita gak bisa mengganggu gugat masalah yang satu itu. ”kata tante Lia sambil terus memeluk Karen yang masih terus menangis. ”Rian....loe akan slalu tetap di hati gue...sampai kapanpun dan dimanapun...semua kenangan tentang loe takkan pernah kulupakan...selamanya...”ujarku dalam hati sambil memegang kalung  beruang dari Rian.

penulis

penulis

Halloooo.....

Foto saya
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
You can add me on fb ; Sung Anggie Hyolic or send to my email : My_stories54@yahoo.co.id Selamat menikmati blog pribadiku.... Gamsahamnida...