Annyeong Haseyo.....Welcome To My World......

LOVELY....WITH YOUR HEART AND YOUR LOVE....

Selasa, 29 Mei 2012

CINTA PERTAMA DAN SELAMANYA


“Halo….iya ma…bentar lagi juga nyampe rumah kok…ni lagi naik bis…”kataku sambil sedikit mengeraskan volume suaraku karena keadaan sekitarku yang bener-bener gaduh banget. Aku Karen Aurelita Kamandika, seorang gadis berumur 24 tahun yang baru saja menyelesaikan studi S1 arsitek dan sekarang berencana ingin kembali menjadi penghuni kamarku yang tentu saja lebih besar daripada kamar kosku. “Apa ma???naik taksi???kan mahal mama…..lagian aku sudah biasa naik bis kok….”jelasku pada mama yang terus mengomeliku karena aku memilih naik bis daripada dijemput pak Jono, sopir pribadi mamaku atau naik taksi. “Halo ma…mama…sinyal jelek ma….halo…”kumatikan hapeku daripada terus mendengar omelan khas mamaku yang super duper bawel. Kulihat keluar jendela bis, kuhirup udara luar bis seolah udara ini adalah udara yang paling segar, padahal sudah diketahui banyak orang bahwa udara di kota ini sudah sangat kotor dan mungkin beracun. Kupeluk erat tas yang ada di pangkuanku, tak sabar aku pulang ke rumah.
“Assalamualaikum ma….”salamku pada mama yang ternyata sudah berdiri di depan pintu gerbang. Kucium tangan mama dan kupeluk mamaku yang tersayang. “Kenapa mama ada di depan???ntar kalo masuk angin gimana???”protesku pada mama. “Lha kamu pake acara matiin hape segala….mama kan khawatir kamu kenapa-napa???”mama memandangiku penuh dengan kekhawatiran. Aku jadi merasa bersalah pada mama. Kupeluk mama erat,”Maafkan Karen ya ma????”. Aku jadi merasa sangat berdosa telah memberikan beban tambahan kepada mama, padahal bebannya sudah terlalu banyak karena kehidupan yang harus dilaluinya ini.

Makan malam..
“Makan yang banyak sayang,,,soalnya kamu keliatan kurus banget….gak pernah makan ya di sana…???”tanya mama sambil mengambilkan nasi goring hati kesukaanku, yang jumlahnya terlalu banyak. “ Sudah mama…cukup….”kataku sambil mengambil piringku dari tangan mama. “Oya….ada undangan tuh dari Rian…”kata mama. “ Undangan apa ma???Rian mau disunat lagi????Pengin dapet duit banyak lagi…kayak dulu…”kataku sambil sedikit tertawa. “Eh..anak gadis gak boleh makan sambil tertawa kayak gitu…ntar sulit jodoh lho..”kata mama. “Ada-ada saja mama ini….emang undangan apa???”tanyaku pada mama. “Ntar sehabis makan kamu liat sendiri aja…”kata mama pendek lalu melanjutkan makannya lagi. Aku juga sama, kulanjutkan makanku tanpa sepatah katapun karena dalam benakku yang ada hanyalah Rian, sahabatku sejak sama-sama masih dalam kandungan….he…enggak ding….kita sahabatan dari TK sampe mungkin sekarang…tapi itu hanya mungkin.
Hah....Menikah!!!???
Malam ini aku gak bisa tidur sama sekali, kucoba berulang kali tetap saja mataku tidak mau terpejam. Semua cara telah aku lakukan supaya aku bisa tidur, dari mengganti posisi tidur sampe posisi bantal, dari cara menghitung domba sampai menghitung anak tetangga. Semuanya telah aku lakukan tapi tetap saja tidak bisa. “Aaarrrggghhh….kenapa sih….kenapa gue gak bisa tidur…”omelku pada diriku sendiri. Kulihat secarik kertas undangan di meja belajarku. “ Semua gara-gara itu sih…??”, sekarang kertas undangan yang ku omelin. Kertas itu kuambil dan kubaca ’…akan menikah Andrian Manunggal Putra dengan Dewi Kartika Lestari….’ lalu kertas itu kuletakkan lagi. Aku merasa tak sanggup lagi. ” Kenapa semua ini harus terjadi…”tanyaku pada diriku sendiri.
Keesokan harinya yang merupakan hari yang paling panas menurutku, sehingga aku penantianku, semua kesabaranku, semua harapanku, dan semua kerja kerasku agar aku bisa cepat lulus S1 ternyata sia-sia. “Kenapa ini hanya mengenakan celana pendek dan tank top saja tapi aku juga memakai cardigan karena aku akan mengunjungi rumah orang lain, dimana aku harus menjaga kesopananku. “Assalamualaikum…”salamku pada pembantu yang sedang sibuk membersihkan taman. “Waalaikum salam….mau ketemu sama siapa neng….???” tanya pembantu itu ramah. “Hmmm…Rian ada bi??”tanyaku agak ragu. “Oh..temennya den Rian ya???Den Riannya ada kok…silahkan masuk…”kata pembantu itu sambil mempersilahkan aku masuk dan sekali lagi dengan sanga ramah. “Makasih ya bi..”kataku sambil duduk di teras depan tentunya setelah dipersilahkan duduk. “Minum apa neng???” tanya pembantu itu masih dengan keramahannya. “Tidak usah…makasih…”kataku sambil berusaha bersikap ramah juga. “Baiklah kalo begitu…saya permisi dulu neng….saya panggilkan den Rian…permisi..” ucap pembantu itu sambil pergi. “Busyet…masih ada juga pembantu yang seperti dia….menyenangkan sekali…”gumamku. Aku melihat sekeliling teras dan ternyata tidak ada yang berubah. Tatanannya masih sama seperti dulu, bunga-bunganya, bentuk tamannya, masih sama dengan yang dulu 5 tahun lalu ketika aku kesini berpamitan untuk melanjutkan studiku di luar negeri. “Emang orang di rumah ini gak bosen apa…gak pernah diganti sama sekali…tingkat seninya gak ada sama sekali…”kritikku. “ Iya…semenjak gak ad aloe…di sini gak ada yang ngatur-ngatur lagi….ya beginilah..” tiba-tiba suara seseorang mengagetkanku dari belakang. Aku menengok kea rah suara itu. Kutemukan sesosok yang hampir 5 tahun ini pingin kutemui. “Rian….”kataku tersendat. Seperti kerongkonanku kemasukan kelereng sepupuku. “Hai….Karen…ternyata loe masih inget ya ma gue…”katanya sambil tersenyum manis. “Ya tentu saja masih ingat…kaena selama ini yang kutuju cumin di sini…”gumamku tanpa bisa mengucap sepatah katapun dari mulutku yang biasanya bawel seperti mamaku.
Sekarang aku dan Rian duduk berhadapan, jarak antara kita yang biasanya beratus ratus kilometer sekarang hanya setengah meter, tapi kami tak bisa berkata sepatah katapun. Kami saling membisu. Akhirnya kuberanikan diri untuk memulai pembicaraan. “Hhhmmm…Rian…ada yang mau gue tanyain sama loe…”kataku sedikit berhati-hati. “ya…”kata Rian dengan nada sedih. “ Beneran nih loe mau nikah???”tanyaku pelan tapi pasti. Rian mengangguk. “Syukurlah…kalo akhirnya loe nemuin jodoh loe…”kataku berusaha tegar dihadapannya padahal hatiku sudah menangis tersedu-sedu dan air mata hatiku sudah seember mungkin. “Kapan pestanya..?”kucoba bertanya lagi. “Bulan depan..”kata Rian lirih. “Ow…sebentar lagi ya….”kataku yang kini mulai garing. Waktu terus berlalu dengan diam kami berdua. Akhirnya kami berdua tenggelam dalam waktu yang terus merangkak sementara kami hanya duduk membisu dan tertunduk. “Aku pulang dulu ya….udah sore…”kataku sambil beranjak meningalkan kursiku yang sudah terasa panas. “Kenapa loe gak pernah pulang Karen….!!!”teriak Rian tiba-tiba. Aku tersentak kemudian memandang wajahnya yang ternyata diliuti kesedihan yang maendalam. “Kenapa loe gak pernah tengokin gue…kenapa???gue piker loe udah gak nganggep gue sahabat loe lagi…gue piker loe lebih memili tinggal di sana….Karen…kenapa??”tanyanya. “Padahal gue disini butuh loe….gue selalu nunggu loe pulang dari sana…”kata Rian di dalam isaknya. Aku juga terlarut dalam kesedihan yang dialaminya. Ternyata apa yang kurasakan juga dirasakan olehnya. “Maafin gue Rian…maaf….disana gue juga harus menhghadapi cobaan dan hari-hari yang sabgat berat tanpa loe….tapi gue harus belajar…semuanya demi kebahagiaan nyokap gue Rian…maafkan gue…telah ngesampingkan loe….”kataku sambil menitikkan air mata. “Gue sayang loe..Karen..”kata Rian sambil memelukku. Aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya, karena yang kutahu Rian takkan mungkin jadi Rianku lagi. “Kita kabur aja, berdua…gimana???”ajak Rian sambil memandang mataku. “Gak bisa…gue gak bisa lakuin itu…”kataku sambil memalingkan pandangannya. “ Kenapa…”tanyanya dengan nada agak keras. “ Loe sudah menjadi milik orang lain Rian…gak mungkin loe ninggalin gadis itu…gadis itu pasti akan malu…loe gak kasihan…???”tanyaku. “Peduli amat ma dia…dia cewek pilihan papa…bukan pilihan hati gue…pilihan gue cumin loe…”kata Rian. Rian kemudian menarik tanganku menuju ke luar rumah. “ Maaf Rian…gue gak bisa…gue gak bisa ninggalin nyokap gue….dia sendirian di rumah…dia butuh gue….”kataku memberikan alas an. “Emang gue gak butuh loe…gue lebig butuh loe…”kata Rian keras. “Gak bisa….gak…gue gak mau menjadi wanita pengahancur harapan dan impian wanita lain seperti wanita jalang yang elah merebut papa dari mamaku…gue gak mau menjadi seperti itu…gak mau…”teriakku smbil meninggalkan Rian. “Terserah loe Karen…gue gak pernah menjadi milik siapapun selain menjadi milik mu….tak akan pernah…gue janji itu….”teriak Rian. Aku melihanya sekali sebelum aku keluar dari pintu gerbangnya. “Maafkan aku Rian…maaf…semua sudah terlambat untukku mendapatkan kamu…”kataku dalam hati.

Pesta pernikahan
Akhirnya aku datang juga ke pernikahan Rian, setelah semua alasan kupakai buat membuat mama tidak memaksaku untuk pergi ke pesta ini. Tapi apa daya, ternyata mama lebih cerdik daripada aku. Akhirnya aku disini, bersama mama. “Hey…jeng Stephie….dah lama gak ketemu ya???”sapa tante Lia, mama Rian akrab. “Iya…maklumlah bu..banyak kerjaan..”mama memberikan alas an. “Oh..iya..ya..sekaag jeng kan single parents, jadi ya segalanya di urus sendiri ya???”kata tante Lia lagi. mama hanya bisa tersenyum tipis. “Ini…ini..jangan-jangan Karen ya???”Tanya tante Lia sambil menari lenganku. “Iya tante…saya Karen..”kataku sambil berusaha tersenyum walaupun tanganku tersasa sangat sakit karena cengkeraman tante Lia hamper seperti harimau. “Kamu tambah cantik aja….seharusnya Rian sama kamu aja ya…tante pasti tambah seneng deh…”ujar tante Lia. Aku hanya bisa tersenyum tipis, mungkin lebih tipis dari senyuman tipis mamaku tadi. ”Tapi kan sekarang Rian dapat yang cantik juga tante...”ujarku seraya berusaha melepaskan tanganku dari cengkeraman tante Lia. ”Dewi memang cantik, baik lagi, tapi tante merasa kurang srek aja ma dia....tapi kalo kamu...tante pasti langsung 100% setuju...”kata tante Lia sambil menatapku. Aku kaget ketika melihat mata tante Lia yang begitu sayu dan menyimpan kepedihan. ”Oy, mungkin kamu mau menemui Rian dulu sebelum dia menjadi milik Dewi Karen....dia ada di ruang tengah...kamu kesana aja ya...ayo jeng..kita kumpul sama ibu-ibu yang lain...”kata tante Lia sambil menyeret mamaku sebelum aku berujar sepatah katapun. Aku menghela nafas dalam dan dalam. ”Apa boleh buat...inilah kenyataannya...”ujarku seraya beranjak menuju ke ruang tengah.
Di ruang tengah, kulihat sosok yang paling kukenal dalam hidupku sedang duduk bersimpu kedua tangannya. Aku berusaha menghapus kesedihanku agar tidak tampak cengeng dihadapannya. ”hai Rian...murung aja loe...padahal kan ini hari yang paling bersejarah buat loe...”sapaku sambil merangkul pundaknya. Tapi tiba-tiba Rian memelukku dengan sangat erat. ”Kenapa semuanya berakhir seperti ini???padahal gue pengin selalu berada di dekat loe...selamanya...”katanya sambil terus memelukku. ”Hey...kenapa loe ngomong kayak gitu sih...loe itu mau menikah...bukan mau meninggal...dasar bego...”kataku sedikit bercanda untuk mancairkan suasana menjadi lebih rileks dan santai. Rian melepaskan pelukannya dan dia memandangku. Aku menatap matanya dan aku merasa ada perasaan yang tiba-tiba muncul yang akan membuatku sedih selamanya, ”mungkinkah perasaan sedih karena akan ditinggal kekasihnya untuk menikahi orang lain???”batinku. ”apakah loe mencintai gue???”tanya rian serius. ”Apa-apaan sih loe...jangan bercanda deh...”ledekku sambil menjitak kepala Rian. ”Gue serius Karen...gue pengin jawaban dari loe sekarang juga....”kata Rian sambil memegang pundakku. Aku hanya bisa tertunduk di hadapan Rian. Aku mengangguk lemah. ”Iya..gue juga cinta sama loe. Lima tahun gue di Inggris, merupakan waktu yang paling menyiksakan bagi gue...karena gue gak bisa ketemu ma loe...dan acara ini juga acara yang paling menyakitkan bagi hati gue...karena gue akan menjadi saksi pernikahan orang yang gue sayangi dengan orang lain....makanya....gue..”tangisku pun akhirnya meledak sudah. Kusandarkan kepalaku pada bahu Rian. ” gue seneng banger bisa denger itu dari loe sendiri..Karen...gue bahagia banget...”ujar Rian sambil tersenyum senang seperti mendapatkan undian berhadiah. Aku mendapati wajah Rian yang sudah pucat pasi, lalu tiba-tiba dia jatuh dari pelukanku ke lantai. Kupandangi Rian yang kini tertidur di lantai dengan darah mengucur deras dari nadi tangan kirinya. ”Riannnn...!!!!!”teriakku sekencang-kencangnya.

Pemakaman..
”Rian...Rian....”teriakku sambil terus menangisi proses pemakaman Rian. ”Sudahlah Karen...relakanlah kepergian Rian....biar jalan nya diberi cahaya...”kata mama sambil terus memelukku. Setelah pemakaman selesai, tante Lia mendekatiku yang masih tertunduk melihat gundukan merah yang dipenuhi bunga-bunga berwarna=warni. ”Karen....tante cuman mau ngasih tahu sesuatu sama kamu....Rian pernah bilang sama tante, dia tidak akan pernah mau menikah selain sama kamu...dia menuggu kamu waktu kamu lagi kuliah di luar negeri...setiap hari berharap kamu pulang dan mengajak dia bermain dan bercanda lagi...bahkan dia sampai tidak pernah pacaran sama gadis manapun hanya karena menunggu kamu...tapi kehendak berkata lain..usaha papa Rian terlilit hutang...untuk menebusnya, papa Rian harus menikahkan Rian dengan anak yang menghutangi uang pada om. ”kata Tante Lia pada Karen. Aku memandang ke wajah tante Lia yang sangat sayu dan sedih. ”Rian selalu saja menolak jika harus bertemu sama si Dewi....dan pada puncaknya, Rian menolak mentah-mentah Dewi dan terjadilah keributan yang besar.. akan tetapi papa Dewi memberikan tawaran untuk Rian, jika dalam waktu seminggu Rian mendapatkan pacar maka Rian bisa melepaskan Dewi, tapi jika tidak...dia mau tak mau harus manikah dengan Dewi...Rian menyanggupinya, akan tetapi...”cerita tante Lia. ”Rian menunggu Karen...dan Karen gak pernah datang....ya kan??”kata karen sambil menangis. ”Semua ini salah Karen tante...seandainya Karen pulang lebih awal...mungkin Rian masih hidup tante..”sesal Karen. ” Sudahlah sayang....mati dan hidup seseorang ada di tangan Tuhan kan???kita gak bisa mengganggu gugat masalah yang satu itu. ”kata tante Lia sambil terus memeluk Karen yang masih terus menangis. ”Rian....loe akan slalu tetap di hati gue...sampai kapanpun dan dimanapun...semua kenangan tentang loe takkan pernah kulupakan...selamanya...”ujarku dalam hati sambil memegang kalung  beruang dari Rian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

penulis

penulis

Halloooo.....

Foto saya
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
You can add me on fb ; Sung Anggie Hyolic or send to my email : My_stories54@yahoo.co.id Selamat menikmati blog pribadiku.... Gamsahamnida...