Aku menulis ini
hanya sekedar ingin mengekpresikan apa yang ada dalam pikiranku. Tidak tahu apa
yang ingin aku perbuat, tidak tahu apa yang ingin aku capai. Aku hanya
menjalani hidupku dengan tak tentu arah. Tapi aku masih berpikiran normal,
karena arahku masih sesuai dengan jalan yang benar.
Udara pagi ini membuatku terasa seperti terbang ke masa kanak-kanak
dulu. Begitu ringan, tanpa beban, begitu ceria. Ya seperti masa
kanak-kanak orang lainnya. Aku
tersenyum tipis mengingat masa itu, setidaknya mengurangi berat di pikiranku
sejenak. Bisku datang. Anak-anak sekolah dan orang pekerja saling beradu
tangan untuk dapat masuk ke dalam bus terlebih dahulu. Aku hanya berdiri di
urutan paling belakang. “Yah..tidak dapt tempat duduk lagi….”kecewa seorang
anak perempuan berambut panjang sambil memegang erat tas punggungnya. Temannya
yang lain hanya mengangguk dan mulai bersiap menaiki bus yang sudah penuh
penumpang.
Bis melaju di tengan keramaian jalanan kota. Masih begitu pagi, matahari
saja masih belum mau bangun dari tidurnya. Tapi suasana di sini sudah sangat
gaduh. Aku berdiri di samping jendela yang terbuka lebar, membuat rambutku
barantakan. Aku langsung menutup jendela itu. “Hei..jangan ditutup!!!Kau ingin
membuat semua orang di sini mati kehabisan oksigen???”teriak seorang wanita
yang berwajah seram ke arahku. Semua penumpang bis langsung memandang ke
arahku. Aku hanya menunduk dan meminta maaf. “Maafkan aku…”kataku sambil
membuka kembali jendela itu. Ketika aku mulai membuka jendela, kulihat mentari
langsung bersinar dengan sangat indahnya menyapa semua penduduk di bumi.
Teringat lagi dalam benakku, masa kecilku yang selalu ceria dan tertawa dengan
penuh kebahagiaan. aku merindukan masa itu. Sungguh aku merindukannya.
Perjalananku masih panjang. Akhirnya
aku mendapat tempat duduk setelah bis berhenti ukup lama di depan pasar
tradisional. Sekarang bis
sudah mulai longgar, hanya ada beberapa orang yang masih berdiri. Aku mencari
sesuatu di dalam tas ku. Akhirnya kutemukan juga. Segera kupasang headphone ke
telingaku dan kusetel lagu kesukaanku. Kini aku memasuki duniaku yang sekarang.
Aku terlarut dalam musik yang kudengar dan kutidak peduli lagi dengan
sekelilingku. Biarkan aku sendiri, begitu pikirku. Bis melaju cukup kencang
diantara berpuluh-puluh sepeda motor yang sangat berantakan di jalan yang
tampak sangat sempit. Kutempelkan kepalaku di kaca jendela bis. Kulihat keluar
sana, tampak jalan-jalan yang dipenuhi siswa-siswa sekolah dasar dengan
berpakaian merah putih. Mereka saling berkejaran dan berteriak dengan sesekali
tertawa terbahak-bahak. Aku teringat masa laluku ketika masih duduk di bangku
sekolah dasar. Mungkin aku seperti mereka, berangkat ke sekolah dengan
tertawa, barlari dan saling mengejek satu sama lain. Tapi aku tidak ingat lagi
kapan terakhir kali aku tertawa lepas seperti anak-anak itu. Satu tahun lalu,
dua tahun lalu, lima
tahun lalu. Sunggh aku tidak mengingatnya lagi. Bahkan aku sudah tidak bisa
mengingat rasanya tertawa lepas seperti itu.
Bis melewati pasar tradisional lagi.
Kali ini bis berhenti cukup lama karena sopir bis mau makan pagi terlebih
dahulu. Aku melihat jam tanganku. “Masih ada waktu…”pikirku. Bis yang berhenti
memaksa para penumpangnya ikut turun hanya sekedar membeli minuman atau
meregangkan otot-otot tubuh yang kaku karena sering duduk di bangku yang keras.
Aku bersandar pada sandaran bangku yang sudah banyak tulisannya. Aku mengambil
kue coklat dan kumasukkan dalam mulutku. Entah sejak kapan aku sudah membuang
kebiasaan sarapan pagi yang sehat. Sekarang aku hanya mengkonsumsi kue coklat
pada pagi dan sore hari. Makan nasi hampir tidak pernah. Aku juga sudah tidak
tahu lagi berapa kilo lemak yang sudah pergi dari tubuhku ini. “Ayo
berangkat!!!”teriak sopir langsung menjalankan bis lagi.
Sudah sepuluh menit berlalu aku tertidur dalam bis. Aku merasa sangat
lelah. Dan kulihat jalanan yang sudah mulai kuhafal betul lokasi ini. “Hampir
sampai...”pikirku langsung bersiap untuk turun dari bis. Halte 65, aku
malangkahkan kaki untuk keluar dari bis. Kupandangi gambar besar yang
menempel di dinding halte 65. ‘New Single from The Star…coming soon’. Aku
menghela nafasku berat. Aku mulai melangkah meninggalkan halte menuju tujuanku.
Angin berhembus menggoyangkan pohon-pohon di sekitarku. Ingatanku kembali ke masa lalu lagi. Aku mulai
menitikkan air mata. Aku benar-banar merindukan masa itu. Jika aku bisa kembali
ke masa itu, aku ingin menikamatinya setiap detik saat itu. Aku berjalan
menyusuri jalanan yang penuh dengan mobil-mobil yang terparkir rapi. Akhirnya
tempat tujuanku sudah tampak, aku memandang gedung yang menjulang tinggi di
depanku. “I’ts show time…”kataku pasti.
Aku duduk di depan meja rias yang
sangat mewah. “Nona….kita
mulai merias mu ya..”kata seorang penata rias sambil mulai memoleskan
keahliannya pada wajahku. “Wajahmu terlihat sangat kusut??kau tidak tidur
lagi??”tanyanya lagi. “Kita sudah tidak tidur hampir satu minggu ini...iya
kan??”jawab Tania, temanku. Aku mengangguk pelan. “Untuk mempersiapkan
come back kali ini, kita bekerja sangat keras… “tambah Dhita yang sedang sibuk
memilih pakaian yang akan di kenakannya. “Laras!!!Apakah tadi pagi kamu naik bis lagi???”tanya Angel yang juga
masih dirias di pojo ruang. “Iya...kenapa??”kataku sambil menatap Angel.
“Kakak...kau seharusnya jangan naik bis...nanti kalau ada apa-apa
bagaimana???”cemas Yona. Aku tersenyum. “Iya aku tahu...aku hanya ingin
mengingat masa lalu...”kataku sambil tersenyum. Tania, Dhita, Angel dan Yona memandangku dengan
heran. “Kenapa??ada yang aneh pada diriku??”tanyaku heran. “Ah tidak...”jawab
mereka dengan kompak. Aku hanya tersenyum lalu fokus kembali ke riasan wajahku.
“Kakak...apa kau sudah menemukan kembali ingatan masa lalumu???”tanya Yona
penasaran. Aku mengangguk cepat.
Semua
orang sibuk di sini. Belakang panggung yang sangat berbeda dengan di luar sana.
Aku, Tania, Dhita, Angel dan Yona bersiap di balik panggung untuk penampilan
kami dengan lagu baru. “The Star...kalian siap??”tanya seorang staf.
Kami mengangguk dan pertunjukkan pun di mulai. Ya, aku tergabung dalam grup idola
The Star sejak usiaku memasuki 19 tahun dan kini aku sudah berusia 24 tahun.
The Star sendiri sudah termasuk grup idol yang paling popular di seluruh negeri
ini dan mulai melangkah ke musik mancanegara. Menari, menyanyi, acting dan
kamera sudah melekat pada diriku sekarang. Aku bisa tersenyum, tertawa lepas,
dan memancarkan kebahagiaan sebagai bagian dari pekerjaanku. Aku tidak tahu
berapa lama lagi aku harus begini, tapi para penggemar kami berharap kami
sperti ini untuk selamanya. Ya mungkin selamanya aku akan hidup dalam kepalsuan
yang tidak aku inginkan. Tapi apa mau dikata, aku sudah bukan jadi diriku lagi,
aku sudah menjadi bagian dari orang lain, dari mereka yang mencintai aku dan
teman-temanku dari The Star. Untuk membalas cinta mereka, aku akan memberikan
yang terbaik dan penampilan yang sempurna, meski aku harus melupakan masa
laluku lagi, melupakan apa tujuan hidupku, melupakan impianku dan melupakan apa
yang seharusnya bisa kudapatkan untuk hatiku. “The Star…The Star…The
Star!!!!”teriak para penggemar tatkala lagu kami habis dan kami pergi
meninggalkan panggung dengan senyuman lebar dan lambaian tangan kea rah
penggemar.
Di dalam mobil van, aku duduk sambil
memainkan boneka beruangku. “Hey..tadi kau ingat masa lalumu???bisa kau
ceritakan hal itu pada kami??”tanya Angel yang duduk di depanku. Dhita, Yona
dan Tania ikut mengangguk. “tidak banyak…aku hanya ingat tawaku, candaku dan
suasana hatiku pada saat itu…sungguh hal yang sangat luar biasa…”kataku sambil
tersenyum. “Apa maksudnya???”tanya Yona bingung. “Artinya..hal yang bisa kau
simpan dalam hatimu dan tidak bisa kau bagi-bagi dengan orang lain…”kataku
melanjutkan. “Yah…kau ini…”teriak Dhita dan Tania, kecewa. Aku hanya tertawa
melihat sikap teman-temanku ini. “Hei bagaimana kalau kita bermain
teka-teki..”ajak Tania. “Ayo!!!”teriakku dan yang lainnya. Akhirnya kami
bermain teka-teki di dalam mobil van hitam yang melaju kencang di jalanan kota yang padat untuk
menuju lokasi pekerjaan selanjutnya.
^^^^^SELESAI^^^^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar