Annyeong Haseyo.....Welcome To My World......

LOVELY....WITH YOUR HEART AND YOUR LOVE....

Minggu, 18 Maret 2012

D.R.E.A.M

D.R.E.A.M

Pagi hari yang sangat cerah…
            “Hey…bangun anak malas…”teriak wanita paruh baya sembari membuka jendela kamar putrinya. Sementara yang tidur malah menarik selimutnya ke atas, menutupi wajahnya yang terkena sinar mentari pagi. “Hey…hey….bangun…”teriak wanita itu lagi sambil menarik selimut putrinya. “Ahhh…Ibu…aku kan masih ngantuk…”rengeknya manja. “Tisha….udah siang….uadah waktunya bangun dari mimpi-mimpi konyolmu itu…”kata Ibu dengan mata melotot kea rah Tisha. Tisha hanya bersungut dan bangun dari tempat tidurnya. “Iya…iya…”gerutunya. Ibu hanya menggeleng melihat tingkah putri tunggalnya itu. “Mimpi kan baik bu…demi masa depan…siapa tahu jadi kenyataan’ celoteh Tisha sambil menggosok gigi di kamar mandi. “Ya..tidak apa-apa…selama mimpi itu bisa kamu raih…agar mimpi itu tidak menjadi angan-angan semu…”jelas Ibu sambil menata tempat tidur putrid kesayangannya. Tisha hanya tersenyum.
            “Wah…hari ini Ibu masak apa??”tanya Tisha seketika sampai di meja makan. “Sudah makan saja…jangan banyak bicara…”omel Aldo, kakak tertua Tisha. Tisha hanya mendengus kesal. “Sudah-sudah…masih pagi jadi jangan bikin rebut..makan saja…”lerai Ibu. “Oh iya bu…hari ini kan ada pendaftaran peserta audisi di agensi ternama…boleh kan Tisha mendaftar…”kata Tisha sambil menyerahkan selembar kertas. “Hahahahaha…”tawa Aldo langsung meledak. “Kamu mau jadi artis???Mana mungkin…wajah pas-pasan, suara kagak ada bagus-bagusnya, acting…gak mungkin bisa…”ejek Aldo sambil terus tertawa. “Gak apa-apa dong…namanya juga usaha untuk menggapai mimpi…”kata Tisha optimis. “Mimpi….jangan ketinggian adik…nanti kalau jatuh terasa sangat sakit lho…”kata Aldo sembari menarik poni Tisha. “Sudah-sudah,,,kalian suka sekali bertengkar..”lerai Ibu. Tisha melotot pada Aldo. “Tisha..ibu sudah menandatangi surat ini…tapi kamu janji untuk melakukan yang terbaik demi mimpimu…dan juga dengan cara yang baik pula…mengerti…”kata Ibu sambil menyerahkan lembaran kertas pada Tisha. “Beres mom…”jawab Tisha keras.
Di sekolah Tisha…
            “Eh..loe ,mau ikut audisi ya…”tanya Rini, teman Tisha. Tisha mengangguk. “Semoga diterima ya…siapa tahu nanti teman kita yang satu ini bisa jadi artis terkenal…”kata Dewi, teman Tisha sambil memeluk Tisha. “Terima kasih kawan…”kata Tisha sambil tersenyum lebar. “Tapi…jika kamu lolos audisi, berarti kamu sudah siap pergi dari rumah dong…”tanya Rini. “Apa maksudmu??”Tisha balik bertanya,bingung. “Eh loe tidak tahu…kalau anak yang lolos audisi harus tinggal di asrama??” tanya Rini cepat. Tisha menggeleng. “Ya ampun…begini lho..anak yang lolos audisi maka diwajibkan untuk menjalani training sampai dia dianggap mampu menjadi seorang artis…dan selama masa training..dia harus tinggal di asrama dan menjalankan semua pelatihan yang diberikan dari pihak agensi…”jelas Rini. Tisha hanya tercengang mendengar penjelasan temannya itu. “Jadi loe tidak punya waktu bebas lagi untuk bermain-main…yang harus dikerjakan hanya latihan..latihan..dan latihan…”tambah Dewi. Tisha hanya bisa diam.

Malam hari…
            Tisha menatap poster artis ternama yang sedang popular di negaranya. “Mimpiku adalah menjadi seperti kamu…kakak…”gumamnya pelan. “Hayo..ada apa ini??”tanya Ibu tiba-tiba. Ibu menatap poster yang berada di balik pintu kamar Tisha. “Bukankah ini artis terkenal itu ya…”tanya Ibu sambil memperhatikan poster artis cantik di kamar putrinya. “Iya Bu…”jawab Tisha. Tisha memandang ibunya yang sedang melihat poster itu. “Ibu…”kata Tisha pelan. “Ada apa sayang…”ttanya Ibu sambil menghampiri putrinya. “Oh iya..bagaimana audisinya??”tanya Ibu sambil membelai rambut pendek Tisha. Tisha mengangguk pelan. “Kamu lolos audisi???”pekik Ibu gembira. “Tapi Tisha gak mau ikut lagi…”rengek Tisha sambil memeluk ibunya. “Lho kenapa???bukankah ini mimpi kamu untuk bisa jadi artis ternama,jalan kamu sudah terbuka sayang…”kata Ibu sambil menenagkan Tisha yang menangis. “Tapi…tapi…Tisha gak bisa lagi bersama Ibu terus…”kata Tisha lirih. “Tisha…orang yang punya mimpi pasti ingin mimpinya dapat tercapai…tapi agar bisa mencapai mimpi itu, harus disertai pengorbanan juga…tidak ada mimpi yang begitu mudah didapatkan…”jelas Ibu. Tisha mendengarkan perkataan ibunya dengan seksama. “Seperti kamu sekarang…dari dulu kamu ingin menjadi artis ternama.. dan sekarang kamu sudash punya tiket masuknya…tapi kamu harus mengorbankan waktumu bersama Ibu dan teman-temanmu….itu yang namanya pengorbanan…”kata Ibu sambil membelai rambut putrinya. Tisha menatap wajah ibunya. “Jadi hapus air matamu…tersenyumlah…sambut mimpimu…karena esok akan menjadi hari indah buat putri Ibu, calon artis ternama….”kata Ibu tersenyum senang. “Terima kasih banyak…Ibu…”kata Tisha. Senyum pun mengambang di bibir Tisha.

5 tahun kemudian…
            Panggung yang super megah, dipandu sorotan lampu yang menyala terang dan diiringi musik yang memeriahkan suasana atas  panggung yang berisi 4 gadis muda dengan merdunya menyanyi dan indahnya menari deselilingi pekikan dan jeritan penonton yang ada di depan panggung. Lagupun selesai dan semua bertepuk tangan dengan meriah. “Terima kasih…”kata 4 gadis itu sambil terus melambaikan tangan dan melemparkan senyum kepada penonton. “Kepada anggota Four Girls, silahkan memberikan sambutannya atas kemenangannya di malam ini..”kata MC di sisi panggung. Seorang gadis manis dengan rambut pendek dan berponi maju ke depan sambil membawa piala penghargaan. “Terima kasih untuk produser,pencipta lagu,koreografer dan asisten kami yang terus ada di samping kami, juga untuk para fans, piala ini untuk kalian semua….dan juga untuk keluarga kami yang sudah lama tidak berjumpa..kami harap kami bisa berjumpa dengan keluarga kami setelah promo album selesai..”kata Tisha sambil tertawa diiringi anggukan teman-temannya. “Dan sepsial untuk ibuku tersayang…benar kata Ibu..mimpi tak akan pernah jadi kenyataan…kalau kita tidak mau melakukan pengorbanan…I miss u Mom…”lanjut Tisha sambil melemparkan senyumnya kearah kamera. Penonton langsung bertepuk tangan sangat ramai.  “Go Four Girls….Go Four Girls…!!!”teriak penonton.

            Di rumah yang nyaman, tampak Ibu sedang menonton putrinya melalui layar televisi. “Tisha…Ibu bangga…”kata Ibu sambil menitikkan air matanya. “Nenek…nenek menangis…”kata anak kecil di samping Ibu. “Tidak sayang…nenek terharu…”kata Ibu sambil mencium kening anak itu. “Bukankah itu bibi Tisha ya??”tanya anak itu sambil menunjuk televise. “Benar sayang…itu adiknya papa…bibi Tisha namanya…”jawab Aldo yang sudah berdiri di pinggir sofa. “Wah…cantik sekali…kalau aku sudah besar…aku ingin jadi sperti bibi saja ya..??”tanya anak itu. Aldo hanya mengangguk. “Mimpilah kamu setinggi-tingginya…dan berusalah untuk bisa mewujudkannya…kelak mimpi itu kan jadi mimpi yang sempurna…”kata Ibu sambil memeluk cucunya. “Hei..tapi jangan terlalu tinggi…nanti kalau jatuh sakit…”protes Aldo pada Ibunya. Ibu hanya melihat Aldo sambil tersenyum. Malam itu, Ibu, Aldo dan putri Aldo menonton acara yang menampilkan grup idol Four Girls bersama, dengan senyuman tersungging di bibir mereka masing-masing. 

Bermimpilah kamu….dan raih mimpimu agar mimpimu bisa menjadi mimpi yang sempurna





 ***SELESAI***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

penulis

penulis

Halloooo.....

Foto saya
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
You can add me on fb ; Sung Anggie Hyolic or send to my email : My_stories54@yahoo.co.id Selamat menikmati blog pribadiku.... Gamsahamnida...