“Aku pulang!!!!!”teriak Karen memasuki apartment. Apartment sangat sunyi, hanya terdengar suara langkah Karen. “Kakak….Kakak…”panggil Karen sambil mengelilingi seluruh ruangan apartment. “Kakak kemana…”bingung Karen. “Eh…Karen sudah pulang…selamat datang!!!”sambut Tom dari dapur. “Elo..ngapain loe ada disini??”tanya Karen sambil menatap Tom. “Kan nungguin adik tersayang pulang sekolah…”jawab Tom sambil tersenyum lebar. Karen mencibir Tom. “Tidak usah sok baik deh loe…”kata Karen. “Kan gue emang baik dari dulu…hahahahahaha…”kata Tom sambil tertawa. Karen hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan calon kakak iparnya. “Di mana kak Katrin???Loe pasti tahu dong..”tanya Karen. “Kakak loe pergi kerja…ini makan malam buat loe..”jawab Tom sambil menyerahkan sepiring nasi goreng pada Karen. Karen langsung memakan nasi goreng buatan Tom tersebut. “Memangnya kakak kerja dimana??”tanya Karen. “Kalau jawaban dari Katrin apa??”tanya Tom balik. “Katanya sih, kerja di club…”kata Karen sambil menunggu jawaban Tom. “Tuh, loe sudah tahu…”kata Tom. “Jadi kakak beneran kerja di club???”tanya Karen belum paham pertanyaan dari Tom. Tom hanya mengangguk. “Mudah-mudahan aja itu benar…”bisik Karen. “Apa…loe bilang apa??”tanya Tom cepat. “Hah…tidak…tidak kok…”jawab Karen langsung melahap nasi gorengnya. Tom menatap Karen sambil tersenyum tipis.
Malam hari….
Di sebuah club malam
Kerasnya musik di dalam club menandai malam semakain larut. Tampak Katrin sedang duduk di meja bar dengan segelas minuman dingin. Matanya menatap ke segala penjuru club seperti sedang mengamati orang-orang disekitarnya. “Maaf bos…ada berita dari informan kita…”kata pria berbadan besar sambil menyerahkan sepucuk surat kepada Katrin. Katrin membuka surat itu dan membacanya. “Okey…sekarang ikut aku…”kata Katrin sambil berlalu meninggalkan club. Pria besar itu memanggil teman-temannya yang berada di dalam club untuk mengikuti atasannya. “Tetap awasi orang itu…jangan sampai dia kabur lagi…”kata Katrin pada salah satu anak buahnya. Pria yang ditunjuk Katrin langsung masuk ke dalam club lagi.
Katrin berhenti di depan sebuah mobil mewah yang akan meninggalkan tempat parkir club. “Hey…minggir…”teriak sopir sambil terus membunyikan klakson. Katrin hanya tersenyum mengejek. Pak tua yang duduk di belakang sopir terus menatap Katrin tajam. “Anak itu…sangat mirip…”kata pak tua dengan suara gemetar. “Anda kenal dengan dia??”tanya sopir. Pak tua mulai ketakutan ketika melihat Katrin mendekati mobilnya dengan dikawal 5 anak buah Katrin. “Mana anak-anak bodoh itu???”teriak pak tua sambil berusaha mengambil pistol yang ada di bawah jok mobil. “Maksud anda anak buah anda tuan…???”tanya sopir mulai panik melihat ketakutan di wajah majikannya. “Iya!!!!”teriak pak Tua sambil menodongkan pistol ke arah Katrin. “mereka semua mabuk di dalam club..Tuan..”kata sopir sambil menunduk. Katrin sudah berada di depan pintu mobil pak Tua. “Dasar bodoh!!!!”kesal pak Tua sambil mengarahkan mulut pistol ke Katrin. “Hallooo…om…masih ingat saya???”sapa Katrin sambil melihat ke dalam mobil. Pak Tua mulai menggeser posisi duduknya menjauhi kaca mobil. Katrin memberikan kode pada anak buahnya dan dengan cepat anak buahnya menyeret pak Tua keluar dari mobil. Pak Tua melawan dengan menembakkan pistolnya berulang kali, namun nihil karena tidak ada peluru di dalamnya. Pak Tua berdiri di depan Katrin, ketakutan. “Mencari ini???”tanya Katrin sambil memperlihatkan 6 butir peluru. Pak Tua itu lalu terduduk dan menangis, menyadari nyawanya dalam bahaya. “Tolong…tolong maafkan aku…maafkan …”kata pak Tua dalam isak tangisnya. Katrin tertawa keras. “Apa!!!!maafkan…tidak akan pernah bisa….sampai kapanpun..saya tidak pernah bisa maafkan om….jadi…selamat jalan…om….”kata Katrin sambil tersenyum pahit dan menembakkan peluru ke tubuh pak Tua. “Kenapa…???’teriak pak Tua dengan tubuh lunglai lalu jatuh ke tanah. Katrin menunduk. “Karena anda…orang tua saya pergi untuk selama-lamanya…”kata Katrin lirih bersamaan dengan hembusan nafas terakhir pak Tua. Katrin meninggalkan tempat kejadian dengan linangan air mata di kelopak matanya. “Bos…bagaimana dengan dia??”tanya salah satu anak buah Katrin sambil menunjuk sopir pak Tua. “Bereskan semua..jangan sampai ada jejak…”kata Katrin cepat lalu pergi. Beres bos…”teriak anak buah Katrin.
To bE Continued.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar