Seluruh anggota
Black Star berkumpul di ruang makan rumah mewah baru mereka.
“Hahahahaha...”tawa memenuhi seluruh
ruangan. “Mimpi apa
kalian??”tanya Nana mengejek. Lisa dan Karen yang baru saja menceritakan mimpi
mereka hanya manyun, kesal terhadap teman-temannya yang mentertawakannya.
“Ada-ada saja kalian ini...mimpi tentang kematian lagi....”kata Linda.
“Makanya...lain kali kalau pagi, kalian itu bangun dan mandi,,,bukannya tidur
lagi...tuh akibatnya mimpi buruk...”jelas Stephanie sambil menutup bukunya.
“Beneran...aku tidak bohong...seperti sebuah kenyataan saja...aku sampai
merinding jika mengingatnya...”kata Karen menyakinkan. “Menakutkan
sekali...hihihi...”kata Anggun diiringi tawa Katie. “Ya sudahlah kalau kalian
tidak percaya...pokoknya aku tidak akan tidur malam ini...”teriak Lisa kesal. “Jika
kau tidur malam ini, maka kematian akan menghampirimu...”ejek Nana dengan
mengeraskan suaranya. Yang lainpun langsung tertawa.
Di kantor
management Black Star
Wawancara sedang berlangsung antara
produser Black Star dengan beberapa wartawan media lokal dan asing. “Black Star
adalah anak-anaku yang istimewa..bukan hanya bakat luar biasa yang mereka
miliki, tapi kerja keras dan usahanya pantas diacuni jempol....saya bangga
menjadi produser mereka....”katanya sambil tersenyum. Ibu Intan melihatnya dari
luar ruangan sambil tersenyum. “Permisi Ibu...ada yang harus saya serahkan
kepada Ibu mengenai rumah yang dihuni Black Star sekarang...”kata asisten
pegawainya. “Taruh saja di meja...”kata Ibu Intan. “Tapi anda harus membacanya
sekarang, karena mungkin bisa menjadi hal yang penting...”katanya sambil terus
berusaha menyodorkan kertas itu. Ibu Intan yang kesal karena keasyikannya
melihat proses wawancara diganggu, akhirnya berbalik dan melemparkan kertas-kertas
itu hingga berceceran di lantai. “Rapikan itu, dan taruh di meja
saya...”teriaknya lalu pergi. Pegawai itu sudah pucat pasi takut dipecat tapi
takut pula membaca kertas-kertas itu lagi.
Malam hari
berkabut menyelimuti kawasan temapt tinggal Black Star
Lisa dan Karen duduk di ruang
tengah. “Apa benar kalian tidak akan tidur malam ini?”tanya Stephanie membuka
pembicaraan. “Tidak…tidak….aku harus tetap membuka mataku..”kata Karen sambil
ketakutan. Stephanie mulai merasa cemas dengan kondisi Lisa dan Karen yang
sangat ketakutan. “Itu kan
hanya mimpi…kita pasti baik-baik saja kok…”kata Linda. “Iya…kita akan terus
hidup bersama selamanya…”kata Anggun dengan tersenyum. “Ini tehnya…silakan kita minum
sama-sama…”teriak Katie sambil meletakkan 7 gelas cangkir di atas meja besar. “Tapi...itu
benar-benar seperti kenyataan....rasa takut itu, rasa darah, suara, benar-benar
seperti nyata...”kata Lisa sambil menggenggam gelas tehnya. “Ah
Lisa...seharusnya aku yang bercerita mengerikan seperti itu....itu kan hobiku
membuat kalian takut...sekarang kau ingin merebut keahlianku??”tanya Nana
sambil memukul kening Lisa. Semua di dalam ruangan tertawa dengan candaan Nana
kecuali Lisa dan Karen yang hanya diam. Tiba-tiba angin kencang membuka jendela
besar yang menghadap ke taman belakang. “Akkhhhhhh!!!”pekik semua anggota Black
Star. “Ayo kita tinggalkan tempat ini segera...”teriak Karen sambil menangis.
“Kamu ini kenapa sih…itu kan hanya angin saja…”teriak Nana sambil menenangkan
Karen. Lisa menatap ke taman belakang. “Aku akan menutupnya…”teriak Katie
berlari ke jendela yang terbuka. “Jangan!!!!”teriak Lisa tiba-tiba. Katie
berhenti dan berbalik. “Kenapa???”tanya Linda. Katie tetap melanjutkan
langkahnya menutup jendela. Lisa histeris seketika. Nana memeluk Lisa untuk menenangkannya.
“Ada apa sih kalian berdua ini??”tanya Stephanie kesal. “Sudahlah...tenangkan
dirimu...”kata Linda. “Hei…ada darah keluar dari hidungmu??”teriak Anggun
sambil memberikan tisu pada Stephanie. “Kamu tidak apa-apa??”tanya Linda.
Stephanie menggeleng lalu berbaring di kursi panjang. “Malam ini kita
beristirahat bersama-sama saja....”usul Stephanie. “Baik...”jawab yang lain.
To Be
Continued...
Apakah yang akan terjadi pada malam itu???Dan apa pula
isi dari kertas-kertas yang diberikan oleh pegawai Management Black Star kepada
Ibu Intan???Penasaran...ikuti terus kisahnya ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar